Rusdi Kirana Suntik Super Air Jet dan FAN Hampir Rp 1 Triliun

Last modified date

Dalam waktu dekat, Super Air Jet berencana akan segara beroperasi. Sebagai maskapai berbiaya rendah. Dan saat ini sedang dalam proses untuk mendapatkan Sertifikat Operasi Angkatan Udara (AOC).

Farian dan Davin Kirana adalah pemilik Super Air Jet. Dengan Kepemilikan saham masing – masing 50 persen melalui PT Kabin Kita Top.

Sesuai dengan catatan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Indonesia.

Mereka adalah putra dari kedua bersaudara Kusnan dan Rusdi Kirana yang pada tahun 1999 sama sama mendirikan Lion Air Group.

Sebesar 99,8 persen Kabin Kita sebagai pemilik Super Air Jet, sisanya 0,1 persen dimikili Rudy Lumingkewas (Presiden Direktur Lion Group) dan Achmad Hasan (Direktur Perdagangan Lion Air Group).

Perusahaan penerbangan carter Flyindo Aviasi Nusantara (FAN) juga sedang mengajukan AOC .

FAN dimiliki oleh Farian Kirana dan Denis Firian, dengan kepemilikan saham masing – masing 50 persen. Denis Firian juga putra dari Rusdi Kirana.

Edward Sirait (Direktur Urusan Umum Lion Air Group) dikabarkan menjadi Komisaris di FAN, sedangkan Daniel Putut Kuncoro Adi (Direktur keselamatan dan Keamanan Lion Air Group)menjadi Direktur di FAN.

Rusdi Kirana dikabarkan telah menyuntikkan dana senilai Rp 67,8 juta dollar AS atau Rp 968 millar ke maskapai penerbangan Super Air Jet dan perusahaan penerbangan carter Flyindo Aviasi Nusantara (FAN)

Tepatnya pada 2 Februari 2021, transfer dana hampir Rp 1 triliun dilakukan melalui rekening Lion Mentari di Bank Negara Indonesia. Dilakukan dalam dua transaksi. Rp 518 miliar ke Super Air Jet, dan Rp 450 miliar ke FAN. Ini diketahui dari salinan rekening Koran Lion Mentari  yang diterima Debtwire.

Rusdi Kirana lahir di Cirebon pada 17 Agustus 1963. Dia adalah seorang pebisnis di bidang aviasi yang bertangan dingin.

Melalui anak usahanya low cost carrier (LCC) Lion Air, Rusdi membangun industri jasa penerbangan secara menggurita. Yang bernama Maskapai Penerbangan Lion Air. Lalu dibangun lah fasilitas yang mendukung rencana bisnis nya tersebut.

Dia membangun maintenance, repair and overhaul (MRO) terbesar se-Asia Tenggara yang didirikan di Batam dengan investasi awal tak kurang dari 250 juta dollar AS.

Pada Oktober 1999, Rusdi memulai bisnisnya itu dengan modal awal 10 juta dollar AS. Saat ini, Lion Air sudah memiliki 700 pesawat yang terdiri dari ATR, Airbus, dan Boeing. 

Untuk  rute penerbangan, Lion Air menghubungkan 36 kota besar di Indonesia. Juga melayani penerbangan internasional.

Rusdi juga mengembangkan usahanya di bidang media massa dengan menerbitkan Surat Kabar Harian Nasional (Harnas).

Di tahun 2012, Rusdi masuk menjadi salah satu dari 40 orang terkaya di Indonesia. Dengan kekayaannya sebesar 900 juta dollar AS.

Tak hanya di dunia bisnis, di dunia politik pun dia ambil bagian. Tahun 2014, Dia memutuskan bergabung sebagai Wakil Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menggantikan Nur Syabani. Dia bergabung ke PKB karena adanya kesamaan pluralisme. Dengan keberadaan Rusdi dapat menambah kekuatan dan kebesaran PKB.

Pada 19 Januari 2015, Presiden Joko Widodo mengangkat Rusdi menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres). Sejak dilantik menajdi Wantimpres,  status nya di PKB sebagai anggota biasa. Serta mengundurkan diri sebagai CEO di Lion Air Group.

Mei 2017, Rusdi mundur dari jabatannya sebagai anggota Wantimpres. Presiden Jokowi menugaskan Rusdi sebagai Duta Besar RI untuk Malaysia yang berkedudukan di Kuala lumpur. Yang mana Rusdi mengakui secara jujur bahwa ia yang meminta kepada Presiden Jokowi jabatan dubes ini.

Malaysia sebagai pilihan Rusdi  karena sejak dulu ingin mengurus berbagai permasalahan tenaga kerja Indonesia yang ada di sana. “Harapannya mereka kembali ke Indonesia, tidak berpikiran untuk kembali ke Malaysia. Kami berpikir bahwa mereka akan membuka UKM,” kata Rusdi.

Rusdi sempat digadang – gadang menjadi menteri perhubungan karena kariernya sebagai pengusaha di dunia penerbangan , juga sempat berseteru  dengan Mentaeri Perhubungan Ignasius Johan terkait penutupan Bandara Budiarto pada akhir 2015.

Tetapi Rusdi dengan tegas mengatakan, Dia tidak akan jadi Menteri Perhubungan.

admin