Tips Hadapi Panic Selling di Pasar Modal: Biar Nggak Ikutan Panik

Last modified date

Pernah nggak lo buka aplikasi trading pagi-pagi, terus lihat portofolio merah semua? 😱 Biasanya kalau ada berita besar—kayak demo, isu politik, krisis global, atau dana asing keluar—pasar modal langsung gonjang-ganjing. Banyak investor (terutama yang masih baru) jadi kalang kabut dan buru-buru panic selling.

Padahal, nggak semua kondisi merah harus direspon dengan tombol sell. Yuk, kita bahas tips biar lo bisa tetap waras dan rasional kalau pasar lagi dihantam badai.


1. Tarik Napas, Jangan FOMO Jualan 😮‍💨

Panic selling biasanya muncul karena rasa takut berlebihan. Ingat, keputusan investasi itu harus pakai logika, bukan emosi. Kalau lo langsung jual tanpa mikir, bisa-bisa nyesel saat harga rebound.


2. Balik ke Fundamental Saham 📊

Tanya ke diri sendiri: saham yang lo pegang masih punya fundamental solid nggak? Kalau perusahaannya sehat, untung terus, dan prospek bisnisnya oke, berarti turunnya harga lebih karena sentimen pasar, bukan karena perusahaannya bangkrut.


3. Pahami Bedanya Koreksi vs Crash 📉⚡

  • Koreksi → wajar, biasanya cuma 5–10%.
  • Crash → kejatuhan tajam karena krisis besar.

Kalau cuma koreksi, biasanya ada peluang harga balik naik. Jadi jangan buru-buru buang barang bagus cuma karena panik sesaat.


4. Siapkan Dana Darurat & Cash Reserve 💵

Investor yang punya cadangan cash lebih siap menghadapi panic selling. Justru saat harga pada diskon, lo bisa masuk buat average down (menurunkan harga beli rata-rata).


5. Jangan Ikut Arus Grup atau Sosmed 🙅‍♂️

Banyak investor panik karena terpengaruh obrolan grup WA, Telegram, atau Twitter/X. Ingat, strategi orang lain belum tentu cocok buat kondisi lo. Jangan sampai keputusan lo cuma ikut-ikutan.


6. Pikir Jangka Panjang 🚀

Kalau lo investasi buat 3–5 tahun ke depan, fluktuasi harian nggak terlalu penting. Ingat prinsipnya Warren Buffett: “Pasar saham itu alat transfer uang dari yang nggak sabaran ke yang sabaran.”


Kesimpulan:
Panic selling itu wajar terjadi di pasar modal, tapi jangan sampai lo ikutan hanyut. Investor yang survive biasanya bukan yang paling pintar, tapi yang paling sabar dan disiplin sama strateginya. Jadi, tenangin diri, analisis lagi portofolio lo, dan manfaatkan momen merah sebagai peluang.

Afditya Imam