Pemegang Saham ANTAM Rugi 14,6 Triliun
Dalam setahun terakhir, pemegang saham ANTAM sudah merugi -66,8%.
Dalam setahun terakhir, pemegang saham ANTAM sudah merugi -66,8%. Harga tertinggi saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) pernah mencapai harga Rp 1.170 per lembar saham yaitu pada tanggal 2 September 2019. Lalu merosot tajam hanya dalam waktu 5 bulan hingga ke level Rp 388 pada 18 Maret 2020. Jika kita hanya melihat penurunan di luar dampak dari virus corona yang mulai terasa di akhir Januari 2020 maka penurunan harga saham ANTAM mencapai -38.5%.
Namun, jika Anda telah membaca analisa kami sebelumnya, sebenarnya saham ANTAM di 13 tahun yang lalu pernah berada pada harga Rp 3.926, yang artinya dibanding harga saham ANTAM yang saat ini, pemegang saham yang memiliki saham ANTAM dalam jangkap panjang sudah merugi senilai -90.1%.
Kerugian yang dialami Pemegang saham ANTAM
Jika mengacu pada harga tertinggi dalam setahun terakhir yaitu Rp 1.170 pada 2 September 2019, maka total kerugian atau floating loss yang dialami oleh pemegang saham mayoritas Aneka Tambang mencapai Rp 14,64 triliun. Seperti yang dipaparkan di halaman antam.com, pemegang saham terbesar ANTAM saat ini adalah PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM), Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pertama dan terbesar Indonesia yang bergerak di bidang peleburan aluminium.
Baca juga: PT Aneka Tambang Tbk Tidak Efisien, Pemegang Saham Merugi
INALUM memiliki 65% saham ANTAM dengan jumlah saham sebesar 15,62 miliar lembar. Sehingga dengan penurunan harga saham -66.8%, saat ini INALUM sudah merugi senilai Rp 12,2 Triliun. Mengacu pada nilai Aset INALUM pada akhir 2018 yaitu Rp 165 triliun, maka penurunan ini telah menggerus nilai Aset INALUM hingga -7.4%.
Kerugian kedua terbesar dialami oleh BPJS Ketenagakerjaan (BPJSTK) dengan nilai total Rp 680 miliar, dengan perincian sebagai berikut: Dana Jaminan Sosial (DJS) Ketenagakerjaan Jaminan Hari Tua (JHT) senilai Rp 408 miliar, Dana Jaminan Sosial (DPS) Jaminan Kecelakaan Kerja senilai Rp 155 miliar, dan BPJS Ketenagakerjaan senilai Rp 117 miliar.
Ketiga terbesar dialami oleh PT Taspen (Persero), Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia yang bergerak di bidang asuransi tabungan hari tua dan dana pensiun bagi ASN dan pejabat negara. Taspen memiliki 455 juta lembar saham ANTAM dengan total kerugian mencapai Rp 356 miliar. Jika mengacu pada dana kelola PT Taspen di akhir 2018 yaitu sebesar Rp 231,85 triliun. Maka nilai kerugian ini hanya 0,15% dari total aset PT Taspen.
Uniknya di posisi ke enam ada pemegang saham dari perorangan yaitu atas nama Juni Setiwati Wonowidjojo yang memiliki 158 juta lembar saham ANTAM. Juni sendiri saat ini menjabat sebagai Komisaris Utama PT Gudang Garam Tbk (GGRM) sejak 2009, salah satu perusahaan yang memproduksi produk tembakau terbesar di Indonesia. Juni adalah adik dari Susilo Wonowidjojo, direktur utama Gudang Garam. Susilo sendiri dinobatkan sebagai orang terkaya keempat Indonesia oleh Forbes di tahun 2019 dengan total kekayaan 6,6 miliar dolar AS.
Dengan harga saat ini di Rp 388, maka nilai pasar saham ANTAM yang dimilik oleh Juni sebesar Rp 61,6 miliar, dengan kerugian mencapai Rp 124 miliar.
Jika kita hendak melihat kerugian dari seluruh pemegang saham ANTAM mayoritas hanya pada tahun 2020 saja, berikut tabel informasinya.
Seperti rekomendasi Tim Ekonomi Tagar.id di tulisan sebelumnya, manajemen ANTAM yang saat ini dipimpin oleh Dana Amin harus mampu melakukan efisiensi yang lebih signifikan mengingat berdasarkan Laporan Keuangan 2019 yang disetahunkan, net profit margin (NPM) ANTAM hanya 2,7% dan return on equity (ROE), cukup kecil yakni 4.03%
Tulisan ini juga sudah dirilis di https://www.tagar.id/pemegang-saham-antam-rugi-rp-146-triliun-ada-bpjs-ketenagakerjaan
Yossy Girsang
Founder & CEO YG Strategic