Investasi itu butuh waktu dan kesabaran

Seminggu yang lalu, saya membawa 2 orang rekan saya untuk membuka rekening investasi saham di salah satu pialang atau sekuritas.

Akhirnya mereka memutuskan berinvestasi di pasar saham setelah hampir 3 bulan mereka berdiskusi dengan saya dan belajar mengenai pasar saham.

Ketika rekan-rekan saya melakukan pendaftaran, saya duduk santai menunggu di salah satu sofa di depan customer service. Tiba-tiba seorang ibu menghampiri saya dan menyapa, “Permisi Pak, Pak Yossy ya? masing ingat saya?

“Maaf bu, saya agak lupa lupa ingat, maklum jarang ke sini.” Saya Yossy, kita pernah ketemu dimana ya?”

“Saya Betty Pak (namanya saya ganti), Manager Keuangan dari sekuritas ini, dulu saya yang bantu Bapak ketika daftar ke sini pertama kali.”

Saya pun berdiri dan menyalami bu Betty “Oh, iya bu, maaf saya agak lupa, soalnya sudah lama sekali itu, hampir 7 atau 8 tahun yang lalu ya, maaf ya bu.” Oh, jadi sekarang sudah ngurusin bagian Keuangan ya.”

“Iya Pak, kebetulan background kuliah saya dulunya Ekonomi akuntasi, nah ketika ada kesempatan, Bos saya minta untuk bantu di bagian Keuangan.”

“Iya, iya saya ingat sekarang, saya yang malahan pangling bu Betty, soalnya penampilan bu Betty beda banget sekarang.”

“Iya pak, terima kasih.”

Eh, Pak Yossy bisa saya ganggu sebentar? Ada beberapa hal yang hendak saya tanyakan.”

“Boleh bu silahkan, saya juga masih nunggu rekan-rekan saya mendaftar.” Sambil menunjuk ke-2 rekan saya yang masih sibuk mendaftar. Dalam pikiran saya, wah bakalan ditawarin produk investasi kayanya nih.

“Gini pak, saya kebetulan ngikutin twitter dan fanspage Facebook-nya Pak Yossy dan ada hal penting yang mau saya tanyakan.”

“Ohhh gitu bu, ya ya silahkan.”

“Kenapa sih, Pak Yossy di twitter selalu mengatakan bahwa Investasi itu harus jangka panjang bukan jangka pendek?” Bahkan kalau gak salah Bapak pernah bilang juga sampai di atas 10 tahun.

Kalau boleh jujur ya Pak, mayoritas nasabah di sekuritas ini trading jangka pendek loh pak, bahkan kita menyediakan ruangan yang lengkap dengan fasilitas computer untuk nasabah kita bisa melakukan transaksi online. Setiap Senin hingga Jumat cukup banyak yang mampir dan nongkrong di sini.

Mungkin Pak Yossy mau lihat ruangannya?

“Oh, gak usah bu, buat saya masih lebih mudah lewat telepon atau sms broker saya Pak Dino. Kebetulan saya juga masih bekerja dan sering tugas ke luar kota.

———————————————————————————-

Jadi inti pertanyaan bu Betty pada saya adalah “mengapa perlu investasi dalam jangka panjang dan menunggu hingga bertahun-tahun?”

Kami terlibat diskusi yang cukup panjang, namun saya coba rangkum penjelasan saya ke Bu Betty dalam bentuk cerita ringan berikut ini:

————————————————————————————-

Ayah Ruben berada dalam kondisi kritis di Rumah Sakit, dokter spesialis yang menangani sakitnya telah menyampaikan informasi penting yang sangat mengejutkannya bahwa diprediksi usia hidup ayahnya tidak lebih dari 1 bulan.
Dunia seakan runtuh, Ia sama sekali tidak mengetahui bahwa selama ini ayahnya menyimpan sakit kanker yang sudah teramat parah, padahal baru setahun yang lalu Ibunya sudah lebih dahulu dipanggil oleh-Nya.

Di usianya yang ke-40 tahun, Ruben yang lahir sebagai anak tunggal pengusaha batubara dari Kalimantan ternyata masih belum juga menemukan pendamping hidup. Dia sangat sibuk dan menghabiskan waktu untuk mengurus perusahaan batubara yang dirintis oleh ayahnya sejak ia masih kecil.

Sejak Ia menduduki kursi CEO di perusahaan 5 tahun yang lalu, berkali-kali ayah dan ibunya mengingatkan agar ia mau untuk sejenak meluangkan waktu memikirkan dirinya sendiri dan mulai mencari pasangan hidup. Mereka berharap agar dia segera menikah dan memberikan mereka cucu yang lucu, apalagi Ruben adalah anak semata wayang, besar harapan agar mereka diberikan kesempatan oleh Yang Kuasa untuk bisa menimang generasi penerus keluarga itu.

Untuk kondisi di atas, kira-kira apa yang bisa dilakukan oleh Ruben saat ini?

Yang pertama, mungkin dia bisa saja memenuhi keinginan ayahnya untuk menikah setidaknya dalam 1 bulan ini. Dia mungkin bisa nge-date singkat dan membayar biro jodoh untuk mencarikan calon pasangan hidup seperti di acara reality show di televisi. Dimana dalam acara tersebut, pemilik acara alias mak comblang akan berusaha mencari dan menyeleksi sejumlah wanita yang kira-kira cocok dengan kriteria kliennya. Hanya saja tidak bisa dipungkiri, kalaupun dia pada akhirnya menemukan pilihan terbaik dari wanita yang ada dan menikah dengan wanita tersebut, maka pernikahan ini tentunya bukan pernikahan yang diharapkan Ruben. Karena di dalam hatinya yang terdalam Ia masih mengharapkan adanya “proses” dimana dia jatuh hati pada wanita yang benar-benar dia kenal dengan baik dan mencintainya dengan tulus. Dia perlu “waktu” untuk membiarkan itu terjadi secara natural.

Lalu bagaimana dengan hal yang kedua? Memiliki anak? Ruben juga bisa saja mengadopsi anak saat ini, seperti yang banyak dilakukan oleh para artis terkenal. Tapi, tetap saja, bagaimana pun itu tidak akan sesuai dengan harapan orangtuanya, karena mereka ingin menimang cucu keturunan dan darah daging keluarga tersebut.

Dengan kekayaan dan kemampuan yang dimilikinya saat ini, bukanlah hal yang tidak mungkin jika dia menikahi 9 orang wanita sekaligus dalam beberapa hari ke depan, tetapi pastinya itu tidak akan memberikan Ruben anak dalam 1 bulan ke depan, semua juga tahu bahwa wanita setidaknya membutuhkan waktu 9 bulan untuk mengandung bukan?

Demikian hal nya dalam berinvestasi saham.

Ketika Anda membeli saham suatu perusahaan, itu artinya Anda telah menjadi salah satu pemilik perusahaan tersebut. Sebagai contoh, misalkan Ada membeli saham perusahaan minuman ringan.

Perusahaan tentunya membutuhkan waktu untuk memperoduksi minuman tersebut di pabrik, mengemasnya dalam botol maupun kotak. Setelah selesai diproduksi, membutuhkan waktu untuk mengirimkan minuman dalam kemasan ke beberapa gudang di banyak kota di Indonesia mulai dari area barat hingga ke timur. Setibanyak digudang penyimpanan sementara, tim sales/penjualan tentunya juga membutuhkan waktu untuk menjual minuman ringan tersebut ke agen penjual besar, ke restoran maupun ke pedagang atau warung kecil di banyak titik di daerah itu.

Rantai proses ini berlangsung hingga pada akhirnya perusahaan menerima uang hasil penjualan yang dari sana nanti bisa dihitung berapa sih laba bersih perusahaan yang kemudian didistribusikan ke seluruh saham yang ada sehingga diperoleh berapa laba per saham yang dimiliki oleh para investor.

Anda tentunya bisa membayangkan sendiri, bahwa semua proses di atas butuh waktu, tidak bisa sehari saja lalu tiba-tiba investor sudah bisa menikmati laba perusahaan.

Seorang investor tentunya berharap agar bisa memperoleh keuntungan dari hasil investasinya, dimana ketika dia membeli saham perusahaan dengan bisnis yang baik dan mampu mencetak laba, pada akhirnya harga saham perusahaan tersebut akan naik mengikuti.

Sayangnya, yang sering terjadi adalah banyak para pelaku pasar modal cenderung tidak sabar, tidak mau menunggu, berharap membeli hari ini dan kemudian menjual besok atau minggu depan untuk memperoleh keuntungan singkat, yang berujung pada spekulasi.

Satu kutipan yang sangat bagus dari Investor besar dunia Warren Buffett: “Tidak peduli sebesar apapun talenta dan usaha yang Anda miliki, dalam beberapa hal waktu tetap dibutuhkan.”

admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Post comment