Anti-FOMO! 7 Tips Biar Nggak Terjebak Investasi Saham Gara-Gara Ikut-Ikutan

Last modified date

Pernah lihat saham tertentu naik gila-gilaan terus kepikiran, “Wah, kalau nggak beli sekarang nanti nyesel!”?

Itu tanda-tanda FOMO (Fear of Missing Out)—penyakit investor yang bikin asal beli saham tanpa riset, cuma karena takut ketinggalan cuan.

Masalahnya, banyak yang FOMO pas harga udah di puncak, eh nggak lama kemudian sahamnya anjlok.

Ujung-ujungnya malah nyangkut atau jual rugi. Biar kamu nggak jatuh ke jebakan yang sama, coba terapkan tips anti-FOMO ini!


1. Ingat! Nggak Ada Saham yang Terlalu Murah atau Terlalu Mahal

Kalau kamu lihat harga saham naik tinggi dan merasa “Harus beli sekarang sebelum makin mahal!”, stop dulu! Bisa jadi itu cuma euforia sesaat. Saham yang naik drastis dalam waktu singkat seringkali turun lagi dengan cepat. Jadi, jangan asal beli cuma karena takut ketinggalan.

2. Selalu Lihat Fundamental, Bukan Hype

Saham yang lagi rame dibicarakan di media sosial belum tentu bagus buat investasi jangka panjang. Jangan cuma ikut-ikutan beli karena trending, tapi cek dulu fundamentalnya:
✅ Apakah perusahaannya punya kinerja bagus?
✅ Apakah bisnisnya berkembang?
✅ Apakah punya laba yang stabil?

Kalau jawabannya “nggak yakin”, lebih baik tahan diri buat nggak FOMO!

3. Punya Watchlist Saham Sendiri

Daripada bingung tiap ada saham yang viral, lebih baik buat daftar saham incaranmu sendiri. Pilih berdasarkan analisis, bukan sekadar rekomendasi orang lain. Dengan punya watchlist, kamu bisa fokus pada saham yang benar-benar sesuai dengan strategi investasimu.

4. Gunakan Strategi Dollar Cost Averaging (DCA)

DCA adalah strategi investasi berkala dengan nominal tetap, misalnya setiap bulan beli saham Rp500.000 tanpa peduli harga naik atau turun. Dengan cara ini, kamu nggak perlu takut ketinggalan momen karena investasi berjalan otomatis.

5. Jauhi Grup Saham yang Penuh Euforia

Banyak grup investasi yang lebih sering menyebarkan euforia dibanding edukasi. Kalau sering lihat chat penuh dengan kata-kata seperti “To the moon!” atau “Gaspol beli sekarang, pasti cuan!”, lebih baik langsung cabut! Cari komunitas yang fokus pada analisis, bukan sekadar spekulasi.

6. Jangan Kejar Saham yang Sudah Naik Terlalu Tinggi

Saham yang baru naik 50-100% dalam waktu singkat biasanya sudah overvalued. Kalau kamu beli di puncak, risikonya besar banget. Lebih baik cari saham yang masih undervalued atau tunggu harga koreksi sebelum masuk.

7. Sabar, Kesempatan Selalu Ada

Pasar saham itu nggak ada habisnya. Kalau kamu kelewatan satu peluang, masih banyak peluang lain yang akan datang. Jadi, nggak perlu panik atau buru-buru beli saham hanya karena takut ketinggalan.


Kesimpulan

FOMO adalah jebakan yang sering bikin investor pemula rugi. Biar nggak terjebak, selalu lakukan riset sendiri, fokus ke fundamental, dan gunakan strategi investasi yang jelas. Ingat, di dunia saham, kesabaran lebih penting daripada kecepatan!

Yuk, jadi investor yang tenang dan cerdas, bukan yang panik dan asal beli!

Afditya Imam