RISIKO OBLIGASI DAN SUKUK

Last modified date

Berinvestasi dalam obligasi dan sukuk memiliki potensi keuntungan, tetapi juga melibatkan berbagai risiko. Berikut adalah perbandingan risiko yang terkait dengan kedua jenis instrumen tersebut:


1. Risiko Investasi Obligasi

  1. Risiko Suku Bunga
    Harga obligasi akan turun jika suku bunga naik, karena bunga tetap obligasi menjadi kurang menarik dibandingkan instrumen baru dengan bunga yang lebih tinggi.
  2. Risiko Kredit (Gagal Bayar)
    Jika penerbit obligasi tidak mampu membayar bunga (kupon) atau pokok obligasi pada saat jatuh tempo, investor berisiko kehilangan sebagian atau seluruh dana investasi.
  3. Risiko Likuiditas
    Tidak semua obligasi mudah diperjualbelikan di pasar sekunder. Investor mungkin kesulitan menjual obligasi sebelum jatuh tempo tanpa potongan harga yang signifikan.
  4. Risiko Inflasi
    Nilai riil pendapatan dari kupon obligasi dapat tergerus jika inflasi meningkat, terutama pada obligasi dengan tingkat bunga tetap.
  5. Risiko Valuta Asing
    Untuk obligasi dalam mata uang asing, fluktuasi nilai tukar dapat memengaruhi keuntungan atau kerugian investasi.

2. Risiko Investasi Sukuk

  1. Risiko Bisnis (Proyek atau Aset)
    Pendapatan sukuk bergantung pada kinerja aset yang mendasari. Jika proyek atau aset tersebut tidak menghasilkan pendapatan sesuai harapan, maka imbal hasil investor dapat terpengaruh.
  2. Risiko Kepatuhan Syariah
    Jika terjadi pelanggaran prinsip syariah dalam pengelolaan sukuk, hal ini dapat menurunkan kepercayaan investor, bahkan memengaruhi kelayakan investasi.
  3. Risiko Likuiditas
    Sama seperti obligasi, sukuk juga dapat memiliki likuiditas yang rendah di pasar sekunder, sehingga sulit untuk dijual sebelum jatuh tempo.
  4. Risiko Pasar
    Perubahan kondisi pasar, seperti suku bunga, dapat memengaruhi harga sukuk meskipun dampaknya lebih kecil dibanding obligasi karena struktur sukuk tidak berbasis bunga.
  5. Risiko Aset
    Jika aset yang mendasari sukuk mengalami kerusakan, kehilangan nilai, atau tidak menghasilkan pendapatan sesuai rencana, investor berisiko menerima imbal hasil yang lebih rendah.

Perbandingan Risiko: Obligasi vs Sukuk

Jenis RisikoObligasiSukuk
Suku BungaTinggiRelatif lebih rendah
Kredit/Gagal BayarBergantung pada penerbitBergantung pada penerbit dan aset
InflasiTerpengaruhRelatif lebih terlindungi (aset nyata)
LikuiditasTergantung pada jenis obligasiTergantung pada pasar sekunder
Valuta AsingTerpengaruh pada obligasi valasSama, jika sukuk dalam mata uang asing
Kepatuhan SyariahTidak berlakuRisiko jika melanggar prinsip syariah

Kesimpulan

  • Obligasi memiliki risiko suku bunga dan inflasi yang lebih tinggi, karena berbasis bunga tetap. Cocok bagi investor dengan toleransi risiko yang lebih tinggi terhadap perubahan pasar.
  • Sukuk memiliki risiko terkait kinerja aset dan proyek, tetapi sering dianggap lebih stabil untuk investor yang mengutamakan prinsip syariah dan aset nyata.

Diversifikasi portofolio sangat disarankan untuk mengelola risiko dari kedua instrumen ini.

Afditya Imam