Ragam Risiko Investasi Saham yang Harus Kamu Pahami

Last modified date

Berikut yang risiko yang harus kamu pahami dalam berinvestasi saham dengan dengan lebih detail untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya hal tersebut di masa depan.

7 Risiko Investasi Saham
Capital Loss:

Kebalikan dari capital gain, capital loss memiliki potensi potensi kerugian dari harga jual yang lebih rendah dari harga beli.

Investor ingin menjual di harga yang lebih rendah dikarenakan beberapa sebab misalnya seperti: sudah kehilangan kepercayaan dengan perusahaan terkait akibat performanya memburuk, atau terpaksa jual murah karena ada kebutuhan mendesak untuk mencairkan investasinya.

Kebangkrutan:
Risiko umum bagi setiap perusahaan adalah ketika mereka tidak mampu melunasi utangnya hingga dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan. Jika perusahaan bangkrut, maka investor hanya akan menerima pembagian dari nilai aset yang tersisa setelah digunakan untuk melunasi berbagai kewajiban.

Biasanya risiko investasi saham jenis ini terjadi ketika kinerja perusahaan menurun sehingga perusahaan tidak punya pemasukan yang cukup untuk membayar kewajiban utangnya.

Likuiditas Saham:
Saham perusahaan dikatakan likuid jika sahamnya mudah diperjual-belikan di pasar saham. Sementara itu, beberapa saham dikenal dengan saham tidur. Maksudnya, volume transaksi sahamnya tidak banyak diperdagangkan akibat rendahnya minat investor terhadap saham tersebut.

Resiko ini mungkin tidak terlalu mengkhawatirkan untuk investor jangka panjang, karena ia tidak akan menjual sahamnya dalam waktu cepat. Namun bagi investor jangka pendek atau yang sering melakukan trading, likuiditas yang buruk menjadi sebuah permasalahan.

Forced Delisting:
Ini adalah situasi ketika saham perusahaan dikeluarkan dari perdagangan di BEI secara paksa. Hal ini terjadi karena kinerja keuangan perusahaan yang tidak baik atau perusahaan melanggar peraturan BEI.

Suspensi
Ada masa ketika saham perusahaan diberhentikan perdagangannya karena alasan tertentu. Inilah yang dinamakan risiko Suspensi, yang biasanya terjadi karena volume transaksi yang tidak wajar ataupun karena perusahaan melanggar ketentuan laporan keuangan atau peraturan BEI.

Suspensi ada yang sifatnya sementara tapi ada juga yang berkepanjangan. Suspensi sementara mungkin tidak terlalu mengkhawatirkan karena investor bisa bertransaksi lagi nantinya. Namun suspensi yang tidak jelas kapan berakhirnya, bisa menjadi resiko besar karena investor tidak bisa menjual sahamnya sedikitpun tanpa batasan waktu yang jelas.

Risiko Pasar (Systematic Risk)
Risiko sistematis merupakan risiko yang dapat mempengaruhi performa keseluruhan pasar, bukan hanya saham atau perusahaan tertentu. Risiko investasi saham jenis ini sering disebut sebagai resiko yang tidak dapat dihindari, artinya resiko ini akan menimpa seluruh investor baik pemula maupun berpengalaman tanpa terkecuali.

Contoh risiko pasar adalah perubahan tingkat suku bunga, kebijakan pemerintah, dan kondisi sosial politik negara. Resiko tersebut bisa mempengaruhi pergerakan harga saham secara menyeluruh tanpa batasan jenis sahamnya.

Risiko Unik (Unsystematic Risk):
Risiko unik merupakan risiko yang murni dialami oleh suatu perusahaan saja, seperti risiko pesaing baru, risiko kesalahan manufaktur atau produksi. Resiko unik ini masih bisa diminimalisir oleh investor.

Biasanya investor berpengalaman akan lebih mahir dalam menangani risiko unik. Ini karena kemampuan mereka untuk membedakan perusahaan mana yang kinerjanya baik dan mana yang tidak.

admin