Pergeseran Ideologi Ekonomi Amerika di Bawah Doktrin America First
Sekretaris Keuangan Scott Bessent berbincang dengan Sarah Eisen di Forum Invest in America di Washington D.C., membahas berbagai kebijakan ekonomi Amerika Serikat di bawah pemerintahan Presiden Trump.
Doktrin ekonomi America First yang dibawa oleh pemerintahan Trump dan dijelaskan oleh Scott Bessent sebenarnya menggambarkan perubahan besar dalam cara Amerika melihat peran pemerintah dalam ekonomi. Kalau biasanya Partai Republik identik dengan pasar bebas dan peran negara yang kecil, kebijakan ini justru menunjukkan arah yang lebih nasionalis dan intervensif. Dalam bahasa sederhana, ini bukan lagi tentang biarkan pasar bekerja sendiri, tapi negara harus ikut turun tangan agar Amerika menang.
Scott Bessent sendiri bukan orang sembarangan. Ia pernah bekerja dengan George Soros, sosok yang sering dianggap musuh ideologis Trump, namun kini justru menjadi pendorong utama agenda America First. Dari wawancara itu, ada tiga hal besar yang jadi dasar pikirannya.
Pertama, deregulasi dan kepastian pajak. Pemerintah ingin membuat dunia usaha bergerak lebih bebas dengan mengurangi aturan yang rumit dan memberikan kepastian pajak agar perusahaan mau berinvestasi di Amerika.
Kedua, intervensi negara dalam industri strategis, seperti semikonduktor dan energi. Kalau dulu Amerika menganggap intervensi seperti ini tidak perlu, kini Bessent berpendapat negara harus ikut terlibat karena pesaing utama seperti Tiongkok bermain dengan strategi ekonomi negara.
Ketiga, perang dagang sebagai alat negosiasi. Tarif dan kebijakan proteksi digunakan bukan hanya untuk melindungi pasar domestik, tapi juga untuk menekan negara lain agar bermain lebih adil.
Kalau dikaitkan dengan dunia aset digital dan DeFi yang sedang hangat di Kongres Demokrat, pendekatan Bessent ini cenderung berpihak pada kebebasan pasar. Dalam pandangan America First, pemerintah sebaiknya tidak terlalu mengatur inovasi baru seperti kripto, AI, atau teknologi finansial, karena regulasi yang ketat bisa membunuh kreativitas dan membuat AS kalah bersaing.
Sebaliknya, kubu Demokrat menekankan perlindungan konsumen, keamanan sistem keuangan, dan pencegahan pencucian uang, jadi mereka lebih ingin regulasi yang kuat dan menyeluruh. Dua pendekatan ini berlawanan arah, satu ingin pertumbuhan cepat meski berisiko, satu lagi ingin stabilitas meski bisa memperlambat inovasi.
Namun, kebijakan Bessent ini juga punya risiko besar. Misalnya, tarif perdagangan bisa memicu inflasi, karena harga barang impor jadi lebih mahal. Pendekatan konfrontatif terhadap Tiongkok juga bisa menyebabkan perang dagang berkepanjangan yang merusak rantai pasok global. Selain itu, strategi penutupan pemerintahan (shutdown) untuk menekan lawan politik bisa berdampak langsung pada layanan publik dan kepercayaan investor. Belum lagi, pemotongan pajak besar-besaran bisa memperparah defisit dan utang nasional kalau pertumbuhan ekonomi tidak sesuai harapan.
Doktrin ekonomi America First versi Bessent adalah campuran antara semangat nasionalisme dan pragmatisme pasar. Ia menggabungkan gaya bisnis Wall Street dengan strategi geopolitik yang keras. Bagi sebagian orang, ini dianggap cara berani untuk menghadapi abad ke-21. Tapi bagi yang lain, ini adalah taruhan besar yang bisa menimbulkan gejolak ekonomi baru jika tidak dijalankan dengan hati-hati.
