Jangan Salah Kaprah Investasi Saham Haram, Ini Penjelasannya

Last modified date

Berdasarkan data dari Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), saham itu halal. Faktanya, jumlah saham perusahaan di pasar modal Indonesia adalah 774 perusahaan.

Untuk persentase, terdapat 61,9 % saham halal (syariah) dan 38,1% adalah saham non halal. Dari 774 perusahaan tersebut, 479 diantaranya adalah saham halal atau syariah.

Sedangkan 295 perusahaan merupakan saham non-halal atau tidak syariah. Untuk mengecek data perusahaan tersebut, dapat dilihat melalui browser ataupun melalui aplikasi sekuritas.

Secara garis besar, suatu saham dapat dikatakan syariah ketika kegiatan dan jenis usahanya, cara pengelolaannya, serta produk atau jasa yang diterbitkan tidak bertentangan dengan syariah. Maka dapat disimpulkan, ketika suatu perusahaan saham memenuhi syarat diatas, maka saham tersebut tergolong saham syariah.

Misalnya saham yang tidak syariah adalah perusahaan yang memproduksi minuman keras, bank yang berbasis bunga (konvensional).

Contoh saham yang syariah adalah perusahaan yang memproduksi peralatan mandi dan perusahaan distributor ponsel pintar (smart phone).

Namun, dalam hal berinvestasi di saham syariah anda harus berhati-hati. Walaupun suatu saham tersebut termasuk saham syariah, tanpa disadari bisa saja ketika anda melakukan investasi tidak sesuai syariah.

Seperti berspekulasi di saham syariah berdasarkan kata orang lain. Ketika anda mengharapkan harga suatu saham akan segera naik setelah melakukan pembelian sahamnya di hari tersebut.

Hal tersebut sama saja dengan anda berjudi, menebak-nebak tanpa melakukan analisis seperti jenis perusahaan, keuntungannya, penjualannya, harga wajar saham, laporan keuangannya, dan lain-lain.

Suatu saham dinyatakan syariah namun belum tentu saham tersebut memiliki kinerja perusahaan yang baik. Salah satu cara melihat saham syariah yang baik, yaitu dengan melihat daftar Jakarta Islamic Indeks (JII).

Dalam hal ini, JII membagi 30 saham syariah yang memiliki kinerja keuangan yang baik dan likuiditas transaksi yang tinggi. Indeks ini dirombak setiap enam bulan sekali.

Afditya Imam