Apa Itu Nilai Intrinsik Saham? Biar Gak Salah Beli, Yuk Kenalan!
Lo pernah mikir gak, kenapa ada saham harganya kelihatan murah, tapi gak semua orang ngejar? Atau sebaliknya, ada yang harganya udah tinggi banget, tapi masih aja diburu orang?
Jawabannya bisa jadi karena perbedaan antara harga pasar dan nilai intrinsik.
Lah, emang apa tuh nilai intrinsik saham?
Nilai Intrinsik = Nilai Asli dari Sebuah Saham
Bayangin lo lagi beli HP bekas.
Harga pasarnya Rp2 juta, tapi setelah lo cek kondisi baterai, layar, kamera, dan performanya, lo ngerasa HP itu sebenarnya cuma layak dibayar Rp1,2 juta.
Nah, nilai Rp1,2 juta itulah yang bisa disebut sebagai nilai intrinsik si HP tadi.
Sama kayak saham: nilai intrinsik adalah nilai wajar sebuah saham berdasarkan kondisi keuangan dan prospek bisnis perusahaannya.
Kenapa Penting Banget Buat Tahu Nilai Intrinsik?
Karena harga saham di pasar itu sering banget “ngaco.”
Kadang overvalued (terlalu mahal), kadang undervalued (terlalu murah).
Kalau lo tahu nilai intrinsiknya, lo bisa:
✅ Beli saat saham di bawah harga wajarnya (diskon!)
🚫 Hindari beli saham yang udah terlalu mahal
Contoh:
Misalnya lo analisis sebuah saham dan nilai wajarnya (intrinsiknya) ada di Rp1.500, tapi harga pasarnya sekarang cuma Rp900.
Artinya? Saham itu lagi promo gede-gedean!
Gimana Cara Nentuin Nilai Intrinsik?
Ada banyak cara sih, tapi yang umum dipakai investor:
- Discounted Cash Flow (DCF): Ngitung nilai sekarang dari aliran uang masa depan perusahaan.
- Price to Book Value (PBV): Bandingin harga saham dengan nilai buku perusahaan.
- PER (Price to Earning Ratio): Bandingin harga saham dengan laba bersihnya.
Tapi tenang, lo gak harus jago akutansi dulu buat mulai. Pelan-pelan belajar aja—yang penting ngerti logikanya:
Beli saham itu kayak beli bisnis, bukan beli kode doang.
Lo Kheng Hong dan Warren Buffett Selalu Lihat Ini
Investor legendaris kayak Warren Buffett dan Lo Kheng Hong gak pernah beli saham asal-asalan. Mereka selalu cari saham yang dijual di bawah nilai intrinsiknya. Itulah kenapa mereka bisa untung besar dalam jangka panjang.
Buffett pernah bilang:
“It’s far better to buy a wonderful company at a fair price than a fair company at a wonderful price.”
Kesimpulan: Jangan Beli Karena Harga, Tapi Karena Nilainya
Harga saham bisa naik-turun tiap hari, tapi nilai intrinsik gak berubah secepat itu.
Kalau lo tahu nilai intrinsik suatu saham, lo bisa lebih tenang, lebih yakin, dan gak gampang ikut-ikutan tren.
Mulai sekarang, yuk upgrade mindset:
Jangan tanya ‘harganya berapa’, tapi tanya ‘nilainya berapa’.