APA ITU MARGIN DALAM SAHAM
Dalam konteks saham, istilah “marjin” merujuk pada jumlah uang atau ekuitas yang dibutuhkan oleh seorang investor untuk membuka dan mempertahankan posisi saham yang diperdagangkan dengan menggunakan dana pinjaman dari pialang atau perusahaan efek.
Marjin memungkinkan investor untuk membeli saham dengan menggunakan sebagian uang mereka sendiri dan sebagian dana pinjaman.
Marjin saham umumnya diwujudkan dalam bentuk rasio, yang mengindikasikan persentase dana yang harus disediakan investor sendiri dan persentase dana yang akan dipinjam dari pialang.
Rasio marjin ini biasanya ditetapkan oleh bursa efek atau lembaga keuangan yang memfasilitasi perdagangan saham.
Contoh umum dari rasio marjin adalah rasio 2:1. Ini berarti investor harus menyediakan 50% dari total nilai saham yang ingin dibeli, sedangkan sisanya, yaitu 50%, dapat dipinjam dari pialang.
Dalam hal ini, investor menggunakan marjin sebesar dua kali ekuitasnya sendiri untuk melakukan pembelian saham.
Namun, penting untuk diingat bahwa perdagangan marjin juga melibatkan risiko yang lebih tinggi. Jika nilai saham yang dibeli dengan marjin turun, investor mungkin akan mengalami kerugian yang lebih besar daripada jika mereka hanya menggunakan modal mereka sendiri.
Selain itu, pialang atau perusahaan efek dapat meminta investor untuk menambahkan dana tambahan (margin call) jika nilai ekuitas jatuh di bawah persyaratan minimum yang ditetapkan.
Perdagangan marjin dapat memberikan potensi keuntungan yang lebih tinggi, tetapi juga harus dilakukan dengan hati-hati dan dengan pemahaman yang baik tentang risiko yang terlibat.
Penting bagi investor untuk memahami persyaratan dan ketentuan yang berlaku sebelum memutuskan untuk melakukan perdagangan marjin dalam saham.