Jenis Sentimen Global yang Bisa Bikin IHSG Indonesia Naik-Turun

Last modified date

Buat para investor atau yang baru mau nyemplung ke dunia saham, pasti sering dengar kalau IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) bisa naik-turun gara-gara sentimen global.

Nah, sentimen global ini ibarat angin yang bisa bawa pasar saham ke atas atau malah bikin anjlok. Yuk, kita bahas jenis-jenisnya!

1. Kebijakan Bank Sentral Dunia (The Fed, ECB, PBOC, dll.)

Kalau bank sentral negara besar kayak The Fed (Amerika Serikat), ECB (Eropa), atau PBOC (China) ngasih kebijakan tertentu, efeknya bisa langsung terasa di pasar saham, termasuk Indonesia.

  • Kalau The Fed naikin suku bunga, investor asing bisa cabut duitnya dari Indonesia karena mereka lebih pilih investasi di aset yang lebih aman, kayak obligasi AS. Hasilnya? IHSG bisa melemah.
  • Sebaliknya, kalau The Fed nurunin suku bunga atau ada stimulus ekonomi, investor lebih berani masuk ke pasar saham, dan IHSG bisa ikut naik.

2. Perang Dagang atau Konflik Ekonomi Internasional

Dunia gak selalu damai, gengs. Konflik dagang antara negara besar, kayak AS vs. China, bisa bikin ketidakpastian di pasar.

  • Kalau perang dagang makin panas, harga barang naik, ekonomi melambat, dan investor jadi takut masuk ke pasar saham.
  • Tapi kalau ada kabar baik, misalnya negara-negara besar baikan lagi, IHSG bisa dapat angin segar.

3. Krisis Energi & Harga Komoditas

Indonesia itu negara yang banyak ekspor komoditas, kayak batu bara, minyak sawit (CPO), dan nikel. Jadi, kalau harga komoditas dunia naik, saham-saham sektor ini bisa cuan, IHSG pun ikut terdongkrak.

  • Harga minyak dunia naik drastis? Bisa bikin biaya produksi mahal dan inflasi naik, jelek buat pasar saham.
  • Batu bara dan CPO lagi mahal? Saham-saham di sektor ini bisa melejit, bawa IHSG naik.

4. Gejolak Politik & Konflik Dunia

Perang, ketegangan geopolitik, atau kudeta di negara besar bisa bikin IHSG bergejolak.

  • Contoh? Perang Rusia-Ukraina, konflik di Timur Tengah, atau isu Taiwan-China sering bikin investor panik dan jual saham.
  • Tapi kalau situasi mulai adem dan ada solusi damai, investor mulai masuk lagi ke pasar saham.

5. Resesi atau Krisis Ekonomi Global

Kalau ekonomi dunia masuk resesi, investor bakal lebih hati-hati dan cenderung tarik modal dari pasar saham.

  • Contohnya? Krisis keuangan 2008 dan pandemi COVID-19 yang bikin pasar saham ambles.
  • Tapi setelah ada pemulihan dan stimulus ekonomi, pasar saham bisa bangkit lagi.

6. Perkembangan Teknologi & Industri Baru

Gak semua sentimen global itu negatif, gengs. Ada juga yang positif, misalnya perkembangan di dunia teknologi, energi hijau, atau AI yang bikin sektor-sektor tertentu naik daun.

  • Misalnya, hype kendaraan listrik bikin saham-saham nikel dan baterai naik.
  • Atau tren AI yang bikin perusahaan teknologi jadi lebih cuan.

Kesimpulan

IHSG itu gak cuma dipengaruhi oleh faktor dalam negeri, tapi juga sentimen global. Makanya, kalau mau investasi, jangan cuma lihat berita lokal, tapi juga pantau kondisi ekonomi dunia. Karena dunia itu terhubung, gengs!

Jadi, next time lihat IHSG naik-turun, coba cek dulu: anginnya lagi sepoi-sepoi atau badai global lagi menerjang?

Afditya Imam