ARTI REVERSE STOCK

Last modified date

Reverse stock atau reverse stock split adalah tindakan korporasi di mana perusahaan mengurangi jumlah total saham yang beredar dengan cara menggabungkan beberapa saham yang ada menjadi satu. Meskipun jumlah saham berkurang, nilai total investasi atau kapitalisasi pasar perusahaan tidak berubah, karena harga per saham akan meningkat sesuai dengan rasio reverse split.

Contoh Reverse Stock Split:

Jika sebuah perusahaan melakukan reverse stock split dengan rasio 1:5, artinya setiap 5 saham lama digabung menjadi 1 saham baru. Misalnya, jika sebelumnya Anda memiliki 100 saham perusahaan dengan harga Rp 1.000 per saham, setelah reverse stock split, Anda akan memiliki 20 saham, tetapi harga per saham naik menjadi Rp 5.000. Total nilai investasi Anda tetap sama, yakni Rp 100.000.

Tujuan Reverse Stock Split:

  1. Meningkatkan Harga Saham: Reverse stock split sering dilakukan untuk meningkatkan harga per saham. Hal ini bisa terjadi ketika harga saham perusahaan terlalu rendah, yang bisa membuatnya tampak tidak menarik bagi investor atau bahkan bisa dikeluarkan dari bursa saham tertentu yang memiliki syarat harga minimum.
  2. Meningkatkan Reputasi Perusahaan: Saham dengan harga sangat rendah (penny stocks) sering kali dipandang sebagai saham yang berisiko tinggi. Dengan reverse stock split, perusahaan berusaha memperbaiki citranya di mata investor dan menarik lebih banyak investor institusional yang mungkin menghindari saham berharga rendah.
  3. Menghindari Delisting: Beberapa bursa saham, seperti New York Stock Exchange (NYSE), memiliki persyaratan harga minimum untuk sebuah saham tetap terdaftar. Jika harga saham perusahaan terlalu rendah untuk waktu yang lama, bursa mungkin mengancam untuk mengeluarkan saham tersebut dari daftar. Reverse stock split bisa dilakukan untuk menjaga harga saham tetap di atas batas minimum.

Dampak Reverse Stock Split:

  • Harga Saham Meningkat: Secara teknis, harga saham akan meningkat sesuai dengan rasio split, tetapi nilai pasar perusahaan dan nilai total investasi investor tidak berubah.
  • Jumlah Saham Berkurang: Investor akan memiliki jumlah saham yang lebih sedikit setelah reverse stock split.
  • Sinyal Negatif: Kadang-kadang reverse stock split bisa dilihat sebagai sinyal bahwa perusahaan sedang menghadapi kesulitan, terutama jika dilakukan untuk menghindari delisting atau memperbaiki harga saham yang sangat rendah.

Meskipun reverse stock split tidak mengubah nilai total kepemilikan investor, itu bisa mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan tersebut.

Afditya Imam