JENIS PASAR UTAMA SAHAM

Last modified date

Ada beberapa jenis pasar dalam saham, dan perbedaan utamanya terletak pada cara saham diperdagangkan dan mekanisme penentuan harga.

Berikut adalah beberapa jenis pasar utama dalam saham:

  1. Pasar Reguler (Regular Market): Ini adalah pasar di mana saham diperdagangkan secara resmi dan teratur pada jam perdagangan yang telah ditentukan. Harga saham ditentukan oleh mekanisme lelang dan kekuatan penawaran dan permintaan.
  2. Pasar Tunai (Cash Market): Pasar ini melibatkan transaksi yang diselesaikan secara tunai dan pengiriman saham secara fisik. Pembayaran dan pengiriman saham dilakukan secara langsung pada saat transaksi.
  3. Pasar Spot: Seringkali digunakan secara bersamaan dengan pasar tunai, pasar spot melibatkan penyelesaian transaksi dan pengiriman saham dengan segera atau dalam waktu yang sangat singkat setelah transaksi.
  4. Pasar Negosiasi (Negotiated Market): Dalam pasar ini, harga saham ditentukan melalui perundingan atau negosiasi langsung antara penjual dan pembeli. Ini berbeda dengan lelang terbuka yang terjadi di pasar reguler.
  5. Pasar Over-the-Counter (OTC): Pasar ini melibatkan perdagangan saham di luar bursa saham utama. Transaksi OTC seringkali dilakukan secara elektronik dan melibatkan perusahaan keuangan, dealer, dan investor institusional.
  6. Pasar Derivatif: Meskipun bukan pasar saham konvensional, pasar derivatif melibatkan instrumen keuangan seperti opsi dan kontrak berjangka yang diperdagangkan berdasarkan nilai saham atau indeks saham tertentu.
  7. Pasar Modal Sekunder (Secondary Market): Ini mencakup pasar di mana saham yang sudah diterbitkan diperdagangkan setelah IPO. Pasar sekunder termasuk pasar reguler dan OTC.
  8. Pasar Pre-Opening dan Pasar After-Hours: Sebelum jam perdagangan resmi dimulai dan setelah berakhirnya jam perdagangan reguler, beberapa bursa saham memungkinkan perdagangan di pasar pre-opening dan after-hours.

Pilihan pasar yang digunakan oleh investor tergantung pada preferensi, kebutuhan, dan strategi investasi masing-masing. Misalnya, investor jangka pendek mungkin lebih cenderung menggunakan pasar tunai atau OTC, sementara investor jangka panjang dapat lebih sering bertransaksi di pasar reguler.

Afditya Imam