Alasan IHSG Sulit Tembus di Level 7000
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berada di bawah performanya dalam beberapa waktu terakhir. Tercatat sepanjang kuartal I 2023, indeks komposit masih kesulitan untuk menembus level psikologis di 7.000.
Data perdagangan menunjukkan bahwa secara year to date (ytd), indeks bergerak dalam range 6.557 – 6.961. Adapun level 7.000-an terakhir dipijak pada awal Desember 2022.
Technical Analyst WH Project, William Hartanto mengamati, per hari ini Selasa (7/3/2023), indeks telah menembus level supportnya di 6.800, yang diindikasikan akan kembali koreksi di akhir kuartal I/2023.
“Akhir Maret diperkirakan indeks bergerak melemah terbatas dalam range 6.726 – 6.855,” kata William dilansir MNC Portal Indonesia, Selasa (7/3/2023).
Secara fundamental, Financial Expert Ajaib Sekuritas Asia, Chisty Maryani menilai sejumlah katalis domestik dapat memacu kembali IHSG di akhir bulan. Namun, dirinya ragu indeks bakal hinggap di level 7.000.
“Kita optimis IHSG bisa ke 6.950, itu target moderat, masih sangat possible. Cuma sulit ke 7.000 karena masih banyak tekanan,” kata Chisty saat ditemui di IDX Tower belum lama ini.
Kondisi makroekonomi Indonesia yang positif setelah rilis inflasi yang terjaga, ditambah langkah Bank Indonesia menahan suku bunga, diyakini akan berdampak baik bagi pasar.
Namun demikian, ekspektasi lonjakan suku bunga global, terutama Amerika Serikat dipandang akan menjadi sentimen pemberat, mengingat Fed funds rate yang tinggi dapat mengancam arus modal asing di Indonesia.
“The Fed diproyeksikan akan mengerek kenaikan suku bunga 3 kali lagi sebesar 25 bps, ini jadi katalis pemberat yang menekan market global, dan market regional seperti Indonesia,” tandas Chisty.