Kapan Waktu yang Tepat Buat Profit Taking Saham? Jangan Sampai Cuan Jadi Angan

Last modified date

Buat investor saham, ngelihat portofolio hijau rasanya kayak dapet THR dadakan. Tapi pertanyaannya:
“Udah waktunya dijual belum, ya?”

Nah, di sinilah pentingnya tahu waktu yang pas buat profit taking, alias ambil untung sebelum harga saham turun lagi.
Karena inget: cuan baru nyata kalau udah dijual. Yuk kita bahas kapan waktu yang tepat buat ambil keputusan ini!


1. Target Cuan Sudah Tercapai

Sebelum beli saham, sebaiknya kamu punya target keuntungan. Misalnya:

“Kalau udah untung 20%, gue jual.”
Nah, pas target itu udah tercapai, itu saat yang logis buat profit taking.

Jangan nunggu serakah, karena saham nggak naik selamanya.


2. Valuasi Saham Udah Terlalu Mahal

Kalau harga saham udah naik tinggi banget dibanding kinerja aslinya (misalnya PER-nya jauh di atas rata-rata sektor), artinya valuasinya nggak masuk akal lagi.
Investor gede bisa aja mulai jualan, dan kamu bisa ikutan ambil untung sebelum tren berbalik.


3. Ada Tanda-Tanda Koreksi atau Pembalikan Tren

Pantau grafik teknikal:

  • Harga udah naik tinggi tapi mulai sideways
  • Volume transaksi menurun saat harga naik
  • Muncul pola-pola reversal (seperti doji, shooting star, dll)

Ini sinyal bahwa pasar mulai ragu dan bisa jadi siap koreksi. Saat seperti ini, lebih aman buat profit taking.


4. Berita Positif Udah Keluar, Tapi Harga Gak Naik Lagi

Pernah dengar pepatah: Buy on rumor, sell on news?
Kadang harga saham udah naik duluan karena rumor, tapi pas beritanya resmi keluar… malah turun!
Ini tanda banyak investor profit taking barengan, jadi kamu bisa ikutan sebelum telat.


5. Kondisi Makroekonomi Mulai Goyang

Misalnya:

  • Suku bunga naik
  • Inflasi tinggi
  • Ketegangan geopolitik
  • Rupiah melemah tajam

Kalau kamu udah untung dan kondisi pasar mulai nggak kondusif, mending amankan dulu cuanmu.


6. Portofolio Terlalu Gemuk di Satu Saham

Misal saham A udah ngasih cuan 60% dan jadi mendominasi portofoliomu.
Saatnya kamu realokasi sebagian dana, ambil untung dari saham A, dan sebar ke saham lain biar portofolio lebih seimbang & aman.


7. Butuh Dana atau Pengen Diversifikasi

Kadang alasan profit taking bukan soal pasar, tapi kebutuhan pribadi atau strategi baru.
Misalnya kamu pengen pindah ke saham sektor lain yang lagi under value, atau ada keperluan dana darurat. Ambil untung dari saham yang udah naik, sah-sah aja kok!


Penutup: Profit Taking = Seni Menentukan “Cukup”

Profit taking itu bukan soal ngebatesin cuan, tapi soal ngelindungin hasil investasimu.
Tahu kapan harus puas itu kunci, biar nggak jadi investor yang ngelamun, “Duh, harusnya gue jual kemarin…”

Jadi jangan ragu buat ambil untung — asalkan tetap sesuai strategi dan gak panik.


Afditya Imam