Belajar dari Lo Kheng Hong: Cara Menemukan Saham Murah Tapi Berkualitas

Last modified date

Lo Kheng Hong, atau yang sering dijuluki sebagai “Warren Buffett-nya Indonesia”, dikenal sebagai investor ulung yang berhasil mengubah modal biasa-biasa saja menjadi kekayaan luar biasa lewat investasi saham.

Tapi, bukan sembarang saham—ia dikenal jago dalam menemukan saham-saham murah namun berkualitas.

Lantas, bagaimana sih pengalaman dan cara LKH—begitu ia sering disingkat—dalam menemukan saham seperti itu?

1. Fokus Cari Saham yang Dijual Lebih Murah dari Nilai Aslinya

Salah satu prinsip utama LKH adalah “membeli saham bagus di harga yang jelek”, bukan sebaliknya.

Dia percaya bahwa pasar saham itu sering kali irasional. Kadang, harga saham jatuh terlalu dalam karena sentimen sesaat, padahal fundamental perusahaan masih sehat. Di situlah LKH masuk—ia membeli saat orang lain takut.

Contoh nyata:
Lo Kheng Hong pernah membeli saham PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA), produsen ban, saat harganya sangat rendah, yaitu sekitar Rp80 per lembar. Ia beli dalam jumlah besar karena melihat aset perusahaan (seperti pabrik dan mesin) nilainya jauh lebih tinggi dari harga sahamnya di pasar.

Beberapa tahun kemudian, perusahaan itu diakuisisi oleh Michelin (perusahaan ban global), dan harga sahamnya melonjak tajam. Cuan besar.

2. Baca Laporan Keuangan dan Lihat Nilai Intrinsik

LKH rajin baca laporan keuangan emiten—aktivitas yang dianggap membosankan oleh banyak investor pemula.

Dia mencari perusahaan dengan aset besar, utang rendah, laba konsisten, dan manajemen yang jujur. Dari situ, ia hitung nilai intrinsik saham tersebut, dan kalau harga pasar masih jauh di bawah nilainya, ia anggap saham itu “murah secara fundamental.”

Bagi dia, analisis fundamental bukan soal feeling, tapi logika dan angka.

3. Sabar Menunggu Pasar Menghargai Sahamnya

LKH terkenal dengan gaya investasi jangka panjang. Setelah membeli saham, ia bisa menunggu bertahun-tahun sebelum menjual. Karena menurutnya, pasar pada akhirnya akan menghargai nilai sebenarnya dari saham tersebut.

Dalam banyak kasus, saham yang ia beli bisa naik ratusan persen dalam beberapa tahun. Tapi kunci utamanya adalah: sabar dan tidak ikut-ikutan panik.

4. Tidak Ikut Tren, Justru Beli Saat Sepi Peminat

Ketika banyak orang mengejar saham-saham yang sedang viral, LKH justru memilih saham yang sedang diabaikan. Ia percaya, kesempatan besar justru datang saat tidak banyak yang melihat.

Saham seperti Petrosea (PTRO), GJTL (Gajah Tunggal), dan INDY (Indika Energy) pernah menjadi pilihan LKH saat harga mereka masih “dibuang” pasar. Namun ketika prospek membaik, harga sahamnya melonjak.


Kesimpulan: Gali Emas di Lumpur

Pengalaman Lo Kheng Hong menunjukkan bahwa mencari saham murah dan bagus itu butuh:

  • Pengetahuan,
  • Kesabaran, dan
  • Keberanian melawan arus.

Bagi investor muda, belajar dari strategi LKH bisa jadi inspirasi untuk nggak cuma ikut-ikutan, tapi benar-benar memahami nilai di balik sebuah saham.

Ingat kata LKH:

“Investasi saham itu sederhana, tapi tidak mudah.”

Kalau mau sukses seperti dia, yuk belajar sabar, rajin baca laporan keuangan, dan tetap rasional di tengah gejolak pasar!

Afditya Imam