8 HAL EMITEN TAK TEBAR DIVIDEN

Last modified date

Ada beberapa alasan mengapa emiten memilih untuk tidak membagikan dividen kepada pemegang sahamnya, meskipun perusahaan tersebut mencatatkan keuntungan. Alasan-alasan ini biasanya berkaitan dengan kebijakan keuangan, strategi pertumbuhan, atau kebutuhan internal perusahaan. Berikut adalah beberapa alasan utamanya:

  1. Reinvestasi untuk Pertumbuhan: Emiten mungkin memprioritaskan penggunaan laba untuk reinvestasi, seperti ekspansi bisnis, pengembangan produk baru, peningkatan kapasitas produksi, atau masuk ke pasar baru. Emiten yang sedang dalam fase pertumbuhan cenderung mempertahankan laba untuk memaksimalkan potensi pertumbuhan jangka panjang.
  2. Membangun Cadangan Kas: Emiten sering menahan laba untuk membangun cadangan kas yang kuat, terutama jika perusahaan berada dalam industri yang berisiko atau fluktuatif. Cadangan kas yang cukup memberikan perlindungan dalam situasi darurat atau resesi ekonomi dan juga meningkatkan fleksibilitas keuangan perusahaan.
  3. Pembayaran Utang: Emiten yang memiliki utang besar biasanya memilih untuk melunasi sebagian atau seluruh kewajiban utangnya sebelum membagikan dividen. Dengan mengurangi utang, perusahaan dapat menurunkan beban bunga, memperbaiki kondisi keuangan, dan meningkatkan nilai perusahaan dalam jangka panjang.
  4. Kebijakan Dividen Rendah atau Nol: Beberapa perusahaan, terutama di sektor teknologi dan perusahaan yang berorientasi pada pertumbuhan, secara konsisten memiliki kebijakan dividen rendah atau bahkan nol. Mereka lebih fokus pada pertumbuhan nilai saham melalui peningkatan kinerja bisnis daripada memberikan dividen reguler kepada pemegang saham.
  5. Kerugian atau Laba yang Tidak Cukup: Jika emiten mengalami kerugian atau memiliki laba yang kecil, maka perusahaan mungkin tidak memiliki cukup dana untuk dibagikan sebagai dividen. Dalam kondisi ini, fokus perusahaan biasanya adalah memperbaiki kinerja dan stabilitas keuangan.
  6. Rencana Investasi Besar: Emiten mungkin memiliki rencana untuk proyek besar yang membutuhkan pendanaan, seperti akuisisi, penelitian dan pengembangan, atau proyek infrastruktur. Dalam situasi ini, laba akan dialokasikan untuk mendanai proyek tersebut daripada membagikan dividen.
  7. Menghadapi Ketidakpastian Ekonomi: Di tengah ketidakpastian ekonomi atau pasar yang tidak stabil, perusahaan sering kali menahan laba untuk berjaga-jaga menghadapi situasi tak terduga. Dengan memiliki dana cadangan, perusahaan dapat mengatasi penurunan pendapatan atau lonjakan biaya.
  8. Perubahan Manajemen atau Restrukturisasi: Jika perusahaan berada dalam proses restrukturisasi atau perubahan manajemen, biasanya ada kebijakan untuk tidak membagikan dividen sementara waktu hingga proses perubahan selesai.

Investor yang memilih perusahaan tanpa dividen umumnya lebih fokus pada potensi kenaikan harga saham (capital gain). Namun, bagi investor yang mencari pendapatan tetap, ketiadaan dividen bisa menjadi pertimbangan untuk memilih perusahaan lain yang memiliki kebijakan dividen lebih konsisten.

Afditya Imam