Tips Membeli Saham IPO yang Tepat Biar Gak Boncos!

Last modified date

Buat kamu yang baru mau nyemplung ke dunia investasi saham, pasti sering dengar istilah IPO alias Initial Public Offering. IPO itu momen ketika sebuah perusahaan pertama kali menjual sahamnya ke publik. Banyak yang tergiur beli saham IPO karena harapan cuan gede, tapi hati-hati! Kalau asal beli tanpa riset, bisa-bisa malah buntung. Nah, biar kamu nggak boncos, simak dulu tips membeli saham IPO yang tepat berikut ini!

1. Kenali Perusahaannya Dulu
Jangan asal ikut-ikutan beli saham IPO cuma karena lagi viral. Cek dulu siapa perusahaan yang akan IPO. Cari tahu bisnisnya apa, siapa pemiliknya, bagaimana kinerja keuangannya, dan apakah punya potensi pertumbuhan jangka panjang.

2. Pelajari Prospektus dengan Seksama
Prospektus itu semacam ‘buku panduan’ buat calon investor. Isinya mencakup informasi keuangan, strategi bisnis, risiko investasi, dan tujuan penggunaan dana IPO. Jangan skip bagian ini, ya! Dengan membaca prospektus, kamu bisa tahu apakah perusahaan ini layak diinvestasikan atau nggak.

3. Cek Kinerja Keuangan dan Prospek Bisnis
Kalau perusahaan yang IPO ternyata punya utang besar atau labanya kecil, kamu harus ekstra hati-hati. Lihat juga apakah industrinya sedang berkembang atau malah terancam mati. Jangan sampai kamu investasi di perusahaan yang bakal sulit bertahan di masa depan.

4. Hindari FOMO, Jangan Cuma Ikut Tren
Banyak saham IPO yang naik drastis di hari pertama listing, tapi setelah itu malah jeblok. Jangan sampai kamu terjebak hype dan beli saham tanpa perhitungan. Lakukan analisis sendiri dan jangan terpengaruh omongan orang lain.

5. Perhatikan Lock-up Period
Lock-up period adalah periode di mana pemegang saham lama dilarang menjual sahamnya setelah IPO. Kalau banyak pemegang saham besar langsung jualan setelah lock-up period berakhir, bisa jadi tanda bahwa mereka kurang yakin dengan prospek jangka panjang perusahaan.

6. Pilih Perusahaan dengan Underwriter Terpercaya
Underwriter itu pihak yang membantu perusahaan dalam proses IPO. Kalau underwriternya kredibel, kemungkinan besar perusahaan yang IPO juga punya kualitas yang baik. Sebaliknya, kalau underwriternya kurang dikenal, kamu perlu lebih waspada.

7. Gunakan Strategi Dollar Cost Averaging (DCA)
Daripada langsung beli dalam jumlah besar saat IPO, kamu bisa mencoba strategi DCA, yaitu membeli saham secara bertahap. Cara ini bisa mengurangi risiko jika harga saham mengalami fluktuasi besar setelah IPO.

8. Siapkan Mental dan Rencana Jangka Panjang
Investasi saham, termasuk IPO, bukan skema cepat kaya. Siapkan mental untuk menghadapi volatilitas harga dan jangan panik kalau harga turun. Punya rencana investasi jangka panjang bisa membantu kamu tetap tenang dan fokus.

Kesimpulan
Beli saham IPO memang menggiurkan, tapi kalau nggak pakai strategi bisa bikin boncos. Kuncinya adalah melakukan riset mendalam, menghindari FOMO, dan tetap berpikir jangka panjang. Yuk, jadi investor cerdas dan maksimalkan peluang cuanmu di pasar saham!

Afditya Imam