Strategi Buyback Saham di Pasar Modal: Cara Perusahaan Naikin Value Sahamnya

Last modified date

Dalam dunia pasar modal, ada banyak cara yang bisa dilakukan perusahaan buat ngejaga harga sahamnya tetap stabil atau bahkan naik. Salah satunya adalah buyback saham. Strategi ini sering banget dipakai, terutama pas harga saham perusahaan dianggap terlalu murah atau pas mereka punya dana lebih. Tapi, gimana sih sebenarnya strategi buyback ini? Dan apa aja jenis-jenisnya? Yuk, kita bahas!


Apa Itu Buyback Saham?

Buyback saham adalah strategi perusahaan buat membeli kembali saham mereka sendiri yang beredar di pasar. Dengan melakukan buyback, jumlah saham yang beredar bakal berkurang, yang secara teori bisa meningkatkan nilai saham yang tersisa.

Bayangin ada 10 potong pizza yang dibagi ke 5 orang, lalu 2 potong diambil kembali oleh pemiliknya. Sekarang, 5 orang itu cuma punya 8 potong buat dibagi, jadi jatahnya jadi lebih banyak. Nah, konsep buyback saham juga kurang lebih kayak gitu!


Strategi Buyback yang Sering Dipakai Perusahaan

Buyback saham nggak asal dilakukan, ada beberapa strategi yang sering digunakan:

1. Open Market Buyback (Beli di Pasar Terbuka)

Ini strategi yang paling umum. Perusahaan beli sahamnya sendiri langsung dari pasar saham, kayak investor biasa beli saham di aplikasi trading. Mereka beli secara bertahap dalam jangka waktu tertentu biar nggak bikin harga saham naik drastis secara tiba-tiba.

📌 Contoh: Apple dan Tesla sering pakai strategi ini buat ngejaga nilai saham mereka tetap stabil.

2. Tender Offer (Penawaran Langsung ke Pemegang Saham)

Di strategi ini, perusahaan langsung nawarin ke pemegang saham buat jual sahamnya dengan harga tertentu. Biasanya, harga yang ditawarkan lebih tinggi dari harga pasar biar lebih menarik.

📌 Contoh: Kalau harga saham perusahaan di pasar Rp 1.000 per lembar, mereka bisa nawarin buyback di harga Rp 1.200 biar lebih banyak yang tertarik jual.

3. Dutch Auction (Lelang Harga Buyback)

Perusahaan nentuin rentang harga tertentu, lalu pemegang saham bisa nawarin berapa mereka mau jual sahamnya dalam rentang itu. Setelah itu, perusahaan bakal beli dengan harga yang paling cocok dan sesuai anggaran mereka.

📌 Contoh: Perusahaan nawarin harga buyback antara Rp 900 – Rp 1.100 per saham, lalu investor yang tertarik bisa kasih penawaran harga dalam rentang itu.

4. Buyback dari Karyawan (Stock Option Buyback)

Kadang, perusahaan juga buyback saham yang sebelumnya diberikan ke karyawan sebagai bagian dari kompensasi (Employee Stock Option). Ini bisa dilakukan kalau perusahaan mau mengurangi jumlah saham beredar atau menyesuaikan struktur kepemilikan saham.

📌 Contoh: Startup teknologi sering pakai strategi ini buat menyesuaikan struktur kepemilikan saham mereka setelah fase pertumbuhan.


Kenapa Perusahaan Melakukan Buyback?

Perusahaan nggak bakal asal beli sahamnya sendiri tanpa alasan kuat. Beberapa alasan utama mereka melakukan buyback adalah:

Mengangkat Harga Saham – Dengan mengurangi jumlah saham yang beredar, permintaan bisa meningkat dan harga saham bisa terdorong naik.

EPS (Earnings Per Share) Meningkat – Karena laba perusahaan tetap sama tapi jumlah saham berkurang, laba per saham (EPS) bisa naik. Ini bikin laporan keuangan terlihat lebih menarik di mata investor.

Menunjukkan Kepercayaan Diri Perusahaan – Buyback bisa jadi sinyal kalau perusahaan merasa saham mereka saat ini dihargai terlalu murah dan mereka yakin bisnisnya bakal berkembang ke depan.

Alternatif Dividen – Daripada bagi dividen yang kena pajak, buyback bisa jadi strategi buat kasih nilai tambah ke pemegang saham tanpa perlu pajak tambahan.


Risiko & Kekurangan Strategi Buyback

Meskipun buyback punya banyak manfaat, ada juga risiko yang perlu diperhatikan:

Bisa Jadi Gimmick Sesaat – Kadang, perusahaan melakukan buyback cuma buat bikin harga saham naik sementara, padahal fundamental bisnisnya nggak begitu kuat.

Gunakan Dana yang Bisa Dipakai untuk Hal Lain – Kalau perusahaan pakai dana besar buat buyback, bisa jadi mereka kehilangan kesempatan buat ekspansi bisnis atau investasi lain yang lebih produktif.

Nggak Selalu Bikin Harga Saham Naik – Meskipun teori bilang buyback bisa naikin harga saham, nyatanya ada juga perusahaan yang udah buyback tapi harga sahamnya tetap melempem.


Kesimpulan

Buyback saham adalah salah satu strategi perusahaan buat meningkatkan nilai sahamnya di pasar. Ada berbagai cara buyback, mulai dari beli di pasar terbuka, tender offer, lelang harga, hingga buyback dari karyawan. Tapi, strategi ini tetap punya risiko, terutama kalau dilakukan cuma buat ngeboost harga saham sementara.

Buat investor, kalau ada berita buyback, jangan langsung FOMO! Cek dulu alasan perusahaan melakukannya dan lihat apakah buyback ini benar-benar didukung oleh fundamental bisnis yang kuat atau cuma trik sementara buat bikin harga saham naik.

Afditya Imam