Proyeksi Emiten BBTN, Ini Catatan Kinerja Secara Yoy
Saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) masuk dalam jajaran saham yang dilabeli rekomendasi beli dengan target harga Rp2.030 oleh PT Kiwoom Sekuritas Indonesia.
Target ini setara dengan potensi kenaikan 34 persen dibandingkan harga penutupan BBTN akhir pekan lalu sebesar Rp1.515 per saham.
Dalam risetnya, Kiwoom memproyeksikan BBTN berpotensi meraih pendapatan bunga sebesar Rp28,8 triliun untuk kinerja 2022, atau meningkat 12 persen secara year on year.
Karenanya, dengan tren yang ada, Kiwoom pun percaya pendapatan bunga BBTN akan tetap tumbuh sekitar 10 persen menjadi Rp31,6 triliun pada 2023 mendatang.
“Selain itu, kami memproyeksi laba bersih (BBTN) Rp3 triliun pada 2022, meningkat 26 persen secara yoy dengan asumsi return on equity (ROE) sebesar 13 persen,” tulis Kiwoom, dalam risetnya, pekan lalu.
Kiwoom pun memprediksi laba bersih BBTN pada 2023 menembus Rp3,5 triliun, naik 15 persen secara yoy dengan rasio ROE sebesar 11 persen. Riset tersebut menyebutkan kinerja hingga September 2022, telah sesuai target manajemen BBTN.
Manajemen menargetkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar sembilan sampai 10 persen, pertumbuhan kredit sebesar sembilan hingga 10 persen, NPL di bawah 3,5 persen dan NIM di kisaran 4,2 persen sampai 4,4 persen di 2022.
Hingga akhir Triwulan III-2022, BBTN mencatatkan pertumbuhan simpanan sebesar 7,41 persen, pertumbuhan kredit sebesar 7,18 persen, dan NIM telah melampaui target sebesar 4,51 persen.
“Kami melihat BBTN itu masih akan mencatatkan kinerja yang solid,” tulis riset Kiwoom.
Optimisme Kiwoom didasari permintaan terhadap kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi akan terus meningkat pada 2022. Hal ini dipicu kenaikan subsidi fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) pada 2023 dengan nilai Rp25,18 triliun untuk 220.000 unit rumah.
Hal ini jelas positif, karena BBTN merupakan pemain utama dalam bisnis KPR bersubsidi dengan pangsa pasar terbesar. Hingga akhir September 2022, BBTN memiliki portofolio KPR sebesar Rp242,7 triliun dengan porsi KPR subsidi sebesar Rp129,97 triliun.
Kiwoom juga menyatakan aksi korporasi rights issue yang akan dilakukan oleh BBTN akan menopang kinerja pada tahun depan. BBTN akan menggelar rights issue dengan target dana Rp4,13 triliun, dengan Rp2,48 triliun, yang di antaranya merupakan penyertaan modal negara (PMN).
“Kami melihat ini bisa meningkatkan capital adequacy ratio (CAR) BBTN,” tulis Kiwoom.
Di sisi lain, Kiwoom juga menyoroti perbaikan struktur dana BBTN yang berdampak pada penurunan biaya dana. Hingga akhir September 202, BBTN menghimpun dana tabungan dan giro (current account saving account/CASA) sebesar Rp143,59 triliun, naik 18,7 persen dibandingkan setahun sebelumnya.
Hal ini mendorong komposisi CASA di antara DPK dan wholesale funding naik menjadi 40,68 persen, sementara setahun sebelumnya di 36,3 persen. Sebaliknya porsi deposito turun menjadi 47,35 persem dari setahun sebelumnya 51,16 persen.
Begitu pula wholesale funding turun menjadi 11,37 persen dari sebelumnya 12,49 persen.
“Pendanaan dari CASA akan terus bertambah sehingga BBTN bisa menekan biaya dana dan meningkatkan NIM,” tulis riset tersebut.
Dengan optimisme terhadap kinerja BBTN di akhir tahun ini dan proyeksi pertumbuhan bisnis 2023, Kiwoom memberikan rekomendasi overweight untuk saham BBTN dengan target harga Rp2.030. Target harga tersebut merefleksikan price to earning ratio (PER) di angka 7,2x dan price to book value (PBV) 0,9x pada 2022.
Kiwoom memprediksi PER BBTN akan naik menjadi 8,9x dan PBV naik menjadi 1x di tahun 2023. Selain itu, Kiwoom memprediksi dividend yield BBTN akan berada di 2,8 persen untuk kinerja 2022 dan 3,4 persen di 2023.