Data Sinergitama (ELIT) Optimistis Gelar IPO Awal 2023
Perusahaan managed service di bidang Teknologi Informasi, PT Data Sinergitama Jaya Tbk (ELIT) secara resmi bakal memulai serangkaian proses Penawaran Umum Perdana Saham (Initial Public Offering/IPO).
Hal tersebut setelah perusahaan berhasil mengantongi pernyataan pra-efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tanggal 15 Desember 2022 lalu.
Kini, manajemen tengah melakukan masa penawaran awal atau periode Bookbuilding, yang bakal berakhir pada Kamis (22/12/2022) hari ini.
“Dengan demikian, perkiraannya perusahaan kami bakal dapat listing pada awal 2023 mendatang,” ujar Direktur Utama ELIT, Kresna Adiprawira, dalam keterangan resminya, Kamis (22/12/2022).
Dengan melantai di Bursa Efek Indonesia, menurut Kresna, bakal membuat langkah perusahaan semakin mantap dalam mengembangkan Transformasi Digital melalui pengembangan Data Center virtual (Cloud).
Teknologi Cloud adalah teknologi pusat data terkini dimana kapasitas pengolahan dan penyimpanan data disediakan secara virtual dan dapat dipenuhi secara instan, jauh lebih cepat dibandingkan teknologi pusat data tradisional dimana perusahaan harus membangun infrastruktur fisik.
“Kami memiliki peluang terbaik saat ini dengan posisi kompetitor yang masih minim, diiringi dengan Revenue Stream dari Managed Cloud ELIT yang terus bertambah. Hal ini secara nyata tercermin dari pencapaian Revenue hingga periode bulan Oktober tahun 2022 yang berhasil tumbuh tajam sebesar 100,17 persen secara tahunan, menjadi Rp136,5 miliar,” tutur Kresna.
Selain itu, menurut Kresna, pihaknya juga masih memiliki revenue stream lainnya yang dapat dimaksimalkan pendapatannya, seperti Disaster Recovery as a Service (DRaaS), Infrastructure as a Service (IaaS), dan produk unggulan Elitery, seperti Elivision dan Sipandu.
“Tentunya dengan IPO yang dilakukan ELIT akan semakin memperkuat permodalan ELIT untuk memperlebar jangkauan pelayanan yang diberikan ELIT yakni Managed Service untuk tumbuh lebih cepat lagi,” ungkap Kresna.
Sebagaimana diketahui, ELIT mencatatkan pendapatan yang selalu tumbuh lebih dari 100 persen dalam laporan keuangan dua tahun terakhir. Dalam Laporan Keuangan Perseroan hingga periode Oktober 2022, Pendapatan Perseroan tumbuh 100,17 persen menjadi Rp136,5 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sedangkan Pendapatan Perseroan pada buku Desember 2021 juga tumbuh tinggi sebesar 94,12 persen menjadi Rp90,7 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Laba Neto tahun berjalan perseroan hingga periode 31 Oktober 2022 tumbuh tinggi sebesar 385,31 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya menjadi Rp7,5 miliar sehingga menaikkan Laba per saham dasar ELIT menjadi Rp11,27 dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp3,-.
“Cemerlangnya pertumbuhan kinerja Pendapatan ELIT tak lepas dari prospek ELIT dan peluang ELIT yang terbuka lebar saat ini, yang disebabkan oleh tingginya dukungan pemerintah pada transformasi digital, terutama bagi sektor publik di Indonesia,” papar Kresna.
Sehingga, lanjut Kresna, hal ini menempatkan ELIT pada posisi strategis untuk memberikan solusi layanan Cloud yang diberikan akan terus berkembang, ditopang dengan pengmbangan perangkat lunak yang didukung dengan artificial intelligence.
Dengan demikian, penyediaan infrastruktur ke depan dapat memanfaatkan teknologi terbaru seperti Augmented reality, Virtual Reality, dan Machine Learning.
“Tentunya hal ini yang akan terus menggerakan kinerja pendapatan ELIT dari tingginya permintaan akan Managed Cloud, dan kami berharap dapat konsisten mempertahankan pertumbuhan kinerja triple digit kami kedepan,” tegas Kresna.
Terkait dengan rencana IPO, perusahaan akan menawarkan sebanyak-banyaknya 500.000.000 saham baru yang merupakan Saham Biasa Atas Nama dengan nilai nominal Rp25 per lembar. Jumlah ini setara 24,61 persen persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Harga penawaran umum perdana saham ELIT dalam masa bookbuilding adalah Rp120 hingga Rp150 per saham. Dengan rentang harga tersebut, jumlah seluruh nilai Penawaran Umum sebanyak-banyaknya adalah Rp75 miliar.
Dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum setelah dikurangi biaya-biaya emisi efek, sebesar 85,71 persen akan digunakan untuk modal kerja, seperti pembiayaan proyek baru Perseroan, Research and Development, perekrutan dan pelatihan tenaga profesional, biaya operasional serta pemasaran dan promosi. Sedangkan sisanya, akan digunakan untuk CAPEX Perseroan, yaitu untuk pembelian server sekitar Rp10 miliar.