APA ITU INDEKS BISNIS-27
Indeks Bisnis-27 adalah salah satu indeks saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang terdiri dari 27 saham perusahaan yang dinilai memiliki kinerja fundamental yang baik, likuiditas tinggi, dan prospek bisnis yang menjanjikan. Indeks ini dikembangkan oleh Harian Bisnis Indonesia bekerja sama dengan BEI dan diperbarui secara berkala.
Karakteristik Indeks Bisnis-27:
- Seleksi Ketat: Saham yang masuk ke dalam indeks ini dipilih melalui proses seleksi yang mempertimbangkan kriteria fundamental dan likuiditas saham.
- Periode Peninjauan: Daftar saham dalam Indeks Bisnis-27 diperbarui setiap enam bulan (Januari dan Juli) untuk memastikan bahwa indeks tetap relevan dengan kondisi pasar terkini.
- Diversifikasi Sektor: Saham-saham dalam indeks ini berasal dari berbagai sektor untuk mencerminkan performa pasar yang beragam.
- Tolok Ukur Investor: Indeks ini digunakan sebagai salah satu tolok ukur kinerja portofolio oleh investor, khususnya yang fokus pada saham-saham dengan fundamental yang kuat.
Kriteria Pemilihan:
- Fundamental Perusahaan: Perusahaan harus memiliki kinerja keuangan yang baik, seperti laba bersih, rasio keuangan yang sehat, dan pertumbuhan yang stabil.
- Likuiditas Saham: Saham harus sering diperdagangkan (tingkat likuiditas tinggi) dan memiliki kapitalisasi pasar yang signifikan.
- Aspek Tata Kelola Perusahaan: Kepatuhan pada prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) menjadi salah satu pertimbangan.
Manfaat Indeks Bisnis-27:
- Panduan Investasi: Membantu investor dalam memilih saham berkualitas tinggi.
- Referensi Portofolio: Digunakan oleh manajer investasi sebagai benchmark untuk menilai kinerja reksa dana atau portofolio investasi.
- Meningkatkan Kesadaran Pasar: Memberikan perhatian lebih kepada saham-saham yang dianggap layak masuk dalam indeks ini.
Contoh Saham:
Beberapa saham unggulan dari berbagai sektor yang sering masuk ke dalam Indeks Bisnis-27 (seiring waktu, bisa berubah) meliputi saham-saham dari sektor perbankan, consumer goods, infrastruktur, dan energi, seperti BBCA (Bank Central Asia), UNVR (Unilever Indonesia), atau TLKM (Telkom Indonesia).