YANG DILAKUKAN EMITEN SETELAH IPO

Last modified date

Setelah melakukan Initial Public Offering (IPO), emiten (perusahaan yang menerbitkan saham) memiliki sejumlah tanggung jawab dan aktivitas yang harus dilakukan untuk memenuhi kewajiban sebagai perusahaan terbuka. Berikut adalah langkah-langkah yang biasanya dilakukan oleh emiten setelah IPO:


  • Mengelola Dana Hasil IPO

Realisasi Penggunaan Dana: Emiten harus menggunakan dana yang diperoleh dari IPO sesuai dengan rencana yang telah disampaikan dalam prospektus (misalnya untuk ekspansi bisnis, pelunasan utang, atau modal kerja).

Laporan Penggunaan Dana: Emiten wajib melaporkan secara berkala kepada publik dan otoritas pasar modal mengenai realisasi penggunaan dana tersebut.


  • Menyampaikan Laporan Keuangan Secara Berkala

Laporan Kuartalan: Emiten harus menyampaikan laporan keuangan setiap kuartal.

Laporan Tahunan: Emiten wajib menerbitkan laporan tahunan yang mencakup laporan keuangan yang diaudit serta laporan manajemen.

Laporan ini harus diaudit oleh auditor independen yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).


  • Mematuhi Kewajiban Regulasi

Transparansi Informasi: Emiten harus mempublikasikan informasi material yang dapat memengaruhi keputusan investor, seperti perubahan manajemen, akuisisi, atau kondisi keuangan.

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS): Emiten wajib mengadakan RUPS tahunan dan luar biasa sesuai ketentuan hukum.

Patuhi Aturan Bursa Efek Indonesia (BEI): Emiten harus memenuhi standar dan kewajiban yang ditetapkan BEI, seperti batasan free float (jumlah saham yang beredar di publik).


  • Mengelola Hubungan dengan Investor (Investor Relations)

Komunikasi dengan Investor: Emiten perlu menjaga hubungan baik dengan para investor melalui penyediaan informasi yang jelas dan transparan.

Analyst Meeting & Public Expose: Mengadakan pertemuan dengan analis dan pemegang saham untuk memberikan pembaruan kinerja perusahaan.


  • Menjaga Kinerja dan Reputasi

Stabilitas Harga Saham: Emiten perlu menjaga kepercayaan investor dengan menunjukkan kinerja yang konsisten agar harga saham stabil atau meningkat.

Implementasi Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance/GCG): Meningkatkan kepercayaan publik dengan mempraktikkan transparansi, akuntabilitas, dan profesionalisme.


  • Memenuhi Ketentuan Free Float dan Likuiditas

Emiten harus memastikan bahwa persentase saham yang dimiliki publik memenuhi ketentuan minimal free float (contoh: minimal 7,5% untuk BEI).

Menjaga likuiditas saham dengan memastikan saham diperdagangkan secara aktif di pasar.


  • Meningkatkan Nilai Perusahaan

Ekspansi Bisnis: Emiten dapat menggunakan dana hasil IPO untuk mengembangkan bisnis sesuai strategi jangka panjang.

Inovasi Produk/Servis: Memberikan nilai tambah kepada pemegang saham dengan meluncurkan produk atau layanan baru.


  • Menangani Fluktuasi Harga Saham

Emiten tidak boleh secara langsung mengintervensi harga saham di pasar, tetapi dapat bekerja sama dengan pihak tertentu untuk menjaga stabilitas, seperti menunjuk stabilization agent.

Emiten juga harus mengedukasi investor tentang kinerja jangka panjang untuk mengurangi spekulasi berlebihan.


  • Melakukan Aksi Korporasi (Jika Diperlukan)

Setelah IPO, emiten dapat melakukan aksi korporasi untuk mendukung pertumbuhan, seperti:

Right Issue: Penerbitan saham tambahan untuk mendapatkan modal baru.

Stock Split: Membagi nominal saham untuk meningkatkan likuiditas.

Akuisisi atau Merger: Ekspansi bisnis melalui penggabungan dengan perusahaan lain.


  • Evaluasi Internal

Emiten harus terus mengevaluasi strategi bisnis, struktur organisasi, dan efisiensi operasional untuk memastikan bahwa perusahaan tetap kompetitif di pasar.


Kesimpulan
Setelah IPO, emiten tidak hanya fokus pada bisnis inti tetapi juga harus mematuhi regulasi pasar modal, menjaga transparansi, dan mempertahankan kepercayaan publik. Kesuksesan emiten sebagai perusahaan terbuka sangat bergantung pada bagaimana mereka mengelola dana hasil IPO dan menjaga kinerja jangka panjang.

Afditya Imam