Perbedaan Trading Halt vs Auto Reject

Last modified date

Banyak yang masih bingung antara trading halt dan auto reject, padahal dua-duanya adalah “pengaman” dalam sistem perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) — tapi fungsinya beda, bro/sis. Yuk, kita bedah dengan gaya santai tapi tetap ngena!


⚖️ Perbedaan Trading Halt vs Auto Reject

🔍 AspekTrading HaltAuto Reject
DefinisiPenghentian sementara seluruh perdagangan di bursa (semua saham)Penolakan sistem terhadap order beli/jual yang melebihi batas harga tertentu untuk satu saham
CakupanBerlaku untuk semua saham di pasarBerlaku hanya untuk saham tertentu
TujuanMenjaga stabilitas pasar secara keseluruhan saat IHSG anjlok drastisMencegah lonjakan/turunan harga saham yang terlalu ekstrem dalam waktu singkat
PemicuContoh: IHSG turun lebih dari 5% dalam satu sesi perdaganganOrder beli/jual melebihi batas persentase kenaikan atau penurunan harga wajar saham (sesuai fraksi yang ditetapkan BEI)
DurasiBiasanya 30 menit, bisa disesuaikan oleh BEILangsung berlaku saat order masuk melebihi batas, nggak ada durasi waktu khusus
DampakSemua transaksi dihentikan, pasar “pause”Order ditolak sistem, tapi saham tetap bisa diperdagangkan dalam range harga wajar

🧠 Contoh Biar Makin Paham

  • Trading Halt: Lagi ada krisis global, tiba-tiba IHSG jatuh 6% dalam 1 jam. BEI langsung aktifin trading halt, semua transaksi dihentikan selama 30 menit supaya pasar tenang.
  • Auto Reject: Kamu mau beli saham XYZ yang harganya hari ini Rp1.000, tapi kamu masukin order beli di Rp1.500 (naik 50%). Karena batas auto reject atas hanya 25%, sistem langsung tolak order-nya. Gagal deh.

✍️ Intinya?

  • Trading Halt = tombol pause untuk seluruh pasar.
  • Auto Reject = sistem filter untuk harga saham tertentu.

Dua-duanya punya tujuan mulia: menjaga pasar tetap sehat, adil, dan nggak overreaktif.

Kalau kamu mau, aku bisa bantu buatin infografis perbandingan atau ringkasan visual buat bahan belajar atau presentasi. Mau lanjut ke situ?

Afditya Imam