KENAPA INVESTOR TERTARIK SAHAM GOCAP?
Investor bisa tertarik dengan saham gocap karena berbagai alasan, meskipun saham ini memiliki risiko yang sangat tinggi. Motivasi mereka biasanya berdasarkan spekulasi, potensi keuntungan besar, atau kesalahan persepsi tentang “murahnya” saham tersebut. Berikut adalah alasan mengapa investor tertarik pada saham gocap:
1. Potensi Turnaround (Pemulihan Perusahaan)
- Beberapa investor percaya bahwa perusahaan yang sahamnya di harga gocap memiliki peluang untuk bangkit melalui restrukturisasi utang, pergantian manajemen, atau aksi korporasi seperti merger atau akuisisi.
- Jika kondisi perusahaan membaik, harga saham bisa melonjak dari Rp50 ke level yang lebih tinggi, menghasilkan keuntungan besar bagi pemegang saham.
Contoh:
Saham perusahaan yang pernah di ambang kebangkrutan bisa naik signifikan jika terjadi restrukturisasi keuangan yang berhasil.
2. Spekulasi dan Gorengan
- Saham gocap sering kali menjadi target permainan spekulan atau bandar untuk digoreng (dimanipulasi harganya).
- Investor yang menyadari pola ini berharap untuk mendapatkan keuntungan besar dalam waktu singkat jika ada kenaikan harga secara tiba-tiba.
Risiko:
Harga saham gorengan sering kali turun kembali ke gocap setelah aksi spekulasi berakhir.
3. Harga Nominal yang Sangat Rendah
- Harga Rp50 per lembar memungkinkan investor membeli dalam jumlah besar dengan modal kecil. Misalnya, dengan Rp5 juta, mereka bisa mendapatkan 100.000 lembar saham.
- Ini memberikan kesan bahwa saham tersebut “murah” secara nominal, meskipun sebenarnya murah atau mahal tergantung pada fundamental perusahaan.
Kesalahpahaman:
Banyak investor pemula menganggap saham dengan harga rendah pasti murah tanpa memperhatikan valuasi atau kinerja perusahaan.
4. Harapan Dividen atau Aksi Korporasi
- Beberapa saham gocap tetap membagikan dividen kecil atau direncanakan akan melakukan aksi korporasi seperti right issue, akuisisi, atau relisting di masa depan.
- Investor yang mengetahui rencana ini bisa mencoba membeli saham gocap dengan harapan mendapat keuntungan dari aksi tersebut.
5. Berharap Adanya “Keajaiban” Kenaikan Harga
- Jika saham gocap naik hanya beberapa poin (misalnya ke Rp100), keuntungan persentasenya sangat besar (100%). Ini memberikan daya tarik yang kuat bagi investor yang ingin mengambil risiko besar demi potensi keuntungan cepat.
- Contoh: Saham gocap naik ke Rp75, berarti investor sudah mendapat keuntungan 50% hanya dengan kenaikan kecil.
6. Faktor Psikologis: Fear of Missing Out (FOMO)
- Ketika ada rumor atau berita positif mengenai saham gocap, investor sering merasa takut melewatkan peluang (FOMO). Mereka ingin masuk lebih awal sebelum harga naik, meskipun informasi tersebut sering kali tidak didukung oleh fakta.
7. Menghindari Kerugian Total
- Investor yang sudah memiliki saham gocap cenderung bertahan dan bahkan menambah kepemilikan dengan harapan harga akan naik kembali. Ini dikenal sebagai efek “sunk cost fallacy”.
Risiko yang Harus Dipahami
- Likuiditas Rendah: Sulit menjual saham jika tidak ada pembeli.
- Potensi Delisting: Saham gocap berisiko dikeluarkan dari bursa, membuatnya semakin sulit dijual.
- Fundamental Lemah: Sebagian besar saham gocap berasal dari perusahaan yang kinerjanya sangat buruk atau bahkan sudah tidak beroperasi aktif.
- Spekulasi Berlebihan: Harapan keuntungan besar sering kali tidak tercapai, terutama jika kenaikan harga hanya berdasarkan manipulasi pasar.
Tips untuk Investor
- Analisis Fundamental: Pastikan ada prospek nyata untuk perbaikan kinerja perusahaan sebelum membeli saham gocap.
- Batasi Modal: Jangan gunakan seluruh modal Anda; hanya alokasikan dana kecil untuk saham gocap.
- Waspadai Gorengan: Jangan mudah percaya rumor atau ajakan membeli saham tertentu tanpa data yang jelas.
- Pantau Perkembangan: Ikuti berita terbaru tentang perusahaan dan bursa untuk mengantisipasi risiko.
Kesimpulan
Investor tertarik dengan saham gocap terutama karena harapan keuntungan besar dari kenaikan harga kecil, meskipun risikonya sangat tinggi. Jika Anda tertarik pada saham jenis ini, penting untuk memahami bahwa ini lebih bersifat spekulasi dibandingkan investasi jangka panjang. Pastikan untuk melakukan riset mendalam dan siap menanggung risiko kehilangan seluruh modal.