CIRI SAHAM MAHAL
Indikator harga saham yang mahal biasanya menunjukkan bahwa harga saham mungkin overvalued atau dihargai terlalu tinggi dibandingkan dengan nilai intrinsiknya atau dengan perusahaan lain di industri yang sama.
Berikut adalah beberapa indikator utama yang sering digunakan untuk menentukan apakah harga saham mahal:
- Price to Earnings Ratio (P/E Ratio) Tinggi
Rasio P/E yang tinggi dibandingkan dengan rata-rata industri atau perusahaan sejenis bisa menjadi tanda bahwa harga saham mahal.
P/E tinggi bisa menunjukkan ekspektasi pertumbuhan yang tinggi dari investor, tetapi juga berisiko jika pertumbuhan tersebut tidak tercapai.
- Price to Book Value (P/B Ratio) Tinggi
Rasio P/B yang jauh di atas 1 menunjukkan harga saham lebih tinggi dibandingkan nilai bukunya. Hal ini bisa menjadi indikasi harga saham mahal.
P/B tinggi bisa berarti pasar menilai perusahaan memiliki potensi pertumbuhan tinggi, tetapi ini juga bisa menjadi tanda overvalued.
- Price to Sales Ratio (P/S Ratio) Tinggi
Rasio P/S yang tinggi menunjukkan harga saham lebih tinggi dibandingkan dengan pendapatan perusahaan per saham, yang bisa menandakan harga mahal.
Ini sering terjadi pada saham perusahaan yang masih dalam tahap awal pertumbuhan dan dianggap memiliki potensi besar, tetapi tetap berisiko jika pendapatan tidak tumbuh sesuai harapan.
- Dividend Yield Rendah
Yield yang rendah dibandingkan dengan rata-rata industri bisa menandakan harga saham yang mahal, terutama untuk perusahaan yang biasanya membayar dividen tinggi.
Saham dengan harga mahal biasanya memiliki yield rendah, karena harga yang tinggi mengurangi persentase yield.
- Enterprise Value to EBITDA (EV/EBITDA) Tinggi
EV/EBITDA yang tinggi menunjukkan bahwa harga pasar perusahaan lebih tinggi dibandingkan dengan profitabilitasnya (EBITDA).
Rasio EV/EBITDA tinggi umumnya menunjukkan bahwa investor bersedia membayar lebih untuk mendapatkan eksposur ke perusahaan tersebut, tetapi ini bisa menandakan overvalued.
- PEG Ratio (Price/Earnings to Growth) Tinggi
PEG Ratio yang di atas 1 bisa menandakan bahwa harga saham mahal dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan laba perusahaan.
PEG tinggi biasanya menunjukkan bahwa harga saham telah meningkat lebih cepat daripada pertumbuhannya.
- Discounted Cash Flow (DCF) di Bawah Harga Pasar
Jika valuasi DCF perusahaan jauh di bawah harga pasarnya, ini bisa menjadi indikasi harga saham mahal.
DCF ini mengindikasikan bahwa arus kas masa depan yang diharapkan dari perusahaan tidak mendukung harga pasar saat ini.
- Indikator Teknis: RSI (Relative Strength Index)
RSI di atas 70 bisa menjadi tanda bahwa saham overbought dan mungkin diperdagangkan di harga yang terlalu tinggi dalam jangka pendek.
Walaupun bukan indikator valuasi fundamental, RSI bisa membantu mendeteksi kondisi saham yang mahal dalam perspektif teknikal.
Menilai apakah harga saham mahal membutuhkan analisis mendalam dan perbandingan dengan perusahaan sejenis. Mempertimbangkan beberapa indikator ini bersama-sama akan membantu mendapatkan pandangan yang lebih akurat mengenai valuasi suatu saham.