Ciri Investor Panik Hadapi Gejolak Pasar
Ciri-ciri investor saham sedang panik menghadapi gejolak pasar saham bisa terlihat dari beberapa perilaku dan fenomena pasar, antara lain:
-
Volume Transaksi Meningkat Tajam
Banyak investor buru-buru menjual saham mereka, menyebabkan lonjakan volume transaksi, terutama pada saham-saham besar. -
Penjualan Massal (Sell-off)
Terjadi aksi jual besar-besaran, bukan karena fundamental perusahaan memburuk, tapi karena rasa takut. Harga saham bisa jatuh tajam dalam waktu singkat. -
Penurunan Indeks Secara Serentak
Indeks-indeks utama (seperti IHSG di Indonesia, Dow Jones di AS) turun signifikan dalam waktu singkat, kadang dalam hitungan jam atau hari. -
Volatilitas Tinggi
Harga saham naik turun tidak menentu (fluktuatif), mencerminkan ketidakpastian dan emosi pasar yang tinggi. -
Arus Modal Keluar dari Pasar Saham
Dana besar ditarik dari pasar saham dan dialihkan ke aset “safe haven” seperti emas, dolar AS, atau obligasi pemerintah. -
Sentimen Negatif Mendominasi Media
Berita dan analisis pasar cenderung pesimistis. Banyak judul media menggunakan kata-kata seperti “krisis,” “jatuh,” “rugi,” atau “resesi.” -
Investor Ritel Panik dan Ikut-ikutan Jual
Banyak investor kecil (ritel) yang menjual saham karena takut rugi, biasanya tanpa analisa matang. Ini memperburuk tekanan jual di pasar.
Kalau kamu pernah lihat forum saham atau grup diskusi saat pasar turun, biasanya juga dipenuhi dengan keluhan, ketakutan, dan ajakan jual—itu juga salah satu indikasi kepanikan.