Ciri-Ciri IHSG Mengalami Rebound
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merupakan indikator utama yang mencerminkan kinerja pasar saham Indonesia. Dalam perjalanannya, IHSG mengalami fluktuasi—kadang naik, kadang turun. Salah satu kondisi yang menarik perhatian investor adalah ketika IHSG mengalami rebound, yaitu kondisi di mana indeks yang sebelumnya turun mulai berbalik naik. Berikut beberapa ciri-ciri IHSG sedang mengalami rebound:
1. Volume Perdagangan Menguat
Salah satu ciri utama rebound adalah meningkatnya volume transaksi, terutama pada saham-saham unggulan (blue chip). Volume tinggi menunjukkan adanya minat beli yang kuat dari pelaku pasar, menandakan potensi pembalikan arah.
2. Harga Saham Mulai Naik dari Titik Terendah
Setelah mencapai level terendah dalam beberapa waktu terakhir, IHSG menunjukkan kenaikan secara bertahap. Biasanya, kenaikan ini diawali oleh saham-saham defensif atau sektor yang sebelumnya mengalami koreksi paling dalam.
3. Munculnya Sinyal Teknis
Indikator teknikal seperti moving average crossover, bullish divergence pada indikator RSI atau MACD, dan candlestick pattern seperti hammer atau morning star, menjadi tanda teknis bahwa pasar mulai berbalik arah.
4. Sentimen Pasar Berubah Positif
Kabar baik dari faktor makroekonomi, seperti penurunan inflasi, penguatan rupiah, atau kebijakan pemerintah yang mendukung pertumbuhan, seringkali menjadi pemicu awal rebound IHSG.
5. Investor Asing Kembali Masuk
Dana asing yang mulai masuk kembali ke pasar modal Indonesia juga bisa menjadi penanda rebound. Hal ini biasanya terlihat dari net buy oleh investor asing di pasar reguler.
6. Sektor Tertentu Menguat Lebih Dulu
Rebound biasanya dimulai dari sektor tertentu yang memiliki fundamental kuat, seperti perbankan atau konsumer. Kenaikan di sektor-sektor ini sering menjadi pendorong awal IHSG bangkit dari keterpurukan.
Kesimpulan:
Rebound IHSG bukan hanya soal kenaikan angka indeks semata, tetapi juga didukung oleh volume, teknikal, sentimen, dan aktivitas investor. Mengenali ciri-ciri ini penting agar investor bisa mengambil keputusan yang tepat, baik untuk entry point maupun manajemen risiko.