CARA HITUNG CAPEX
Perhitungan CapEx (Capital Expenditure) dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah berikut:
- Identifikasi Pengeluaran: Pertama-tama, identifikasi pengeluaran yang akan dimasukkan sebagai CapEx. Ini dapat mencakup pembelian aset tetap baru, pembangunan proyek infrastruktur, penggantian atau perbaikan aset yang ada, dan investasi dalam proyek-proyek jangka panjang.
- Harga Pembelian atau Biaya Proyek: Tentukan harga pembelian aset atau biaya proyek yang direncanakan. Ini adalah jumlah uang yang akan dihabiskan untuk memperoleh atau mengembangkan aset yang dimaksud.
- Biaya Tambahan: Hitung biaya tambahan yang terkait dengan pengeluaran tersebut. Biaya tambahan dapat mencakup biaya pengiriman, biaya instalasi, biaya perizinan, atau biaya konsultasi.
- Dikapitalisasi atau Tidak: Tentukan apakah pengeluaran tersebut memenuhi kriteria untuk dikapitalisasi sebagai CapEx. Artinya, apakah pengeluaran tersebut memperoleh atau meningkatkan aset yang akan memberikan manfaat di masa mendatang. Pengeluaran yang memenuhi kriteria ini akan dikapitalisasi sebagai aset dalam neraca perusahaan.
- Depresiasi: Jika pengeluaran tersebut dikapitalisasi, tentukan masa manfaat aset tersebut. Kemudian, sesuaikan nilai pengeluaran dengan depresiasi yang sesuai setiap tahunnya.
- Catat dalam Laporan Keuangan: Akhirnya, catat pengeluaran tersebut dalam laporan keuangan perusahaan. CapEx akan muncul dalam laporan neraca sebagai aset yang didepresiasi dan akan mempengaruhi arus kas dan laba bersih perusahaan.
Contoh sederhana penghitungan CapEx adalah sebagai berikut:
Misalkan sebuah perusahaan membeli mesin produksi baru seharga $50.000. Biaya pengiriman dan instalasi tambahan sebesar $5.000. Mesin ini diharapkan memiliki masa manfaat selama 5 tahun dengan depresiasi lurus. Maka, CapEx untuk mesin ini adalah $55.000. Selama 5 tahun, setiap tahunnya akan ada depresiasi sebesar $11.000 ($55.000 / 5 tahun).
Perlu diingat bahwa perhitungan CapEx dapat bervariasi tergantung pada konteksnya, dan kriteria spesifik untuk pengeluaran modal dapat berbeda antara perusahaan dan industri. Oleh karena itu, penting untuk memahami kebijakan dan praktik akuntansi perusahaan yang bersangkutan saat melakukan perhitungan CapEx.