Biar Nggak Kejebak, Gini Cara Pahami Bisnis Emiten Sebelum Beli Saham

Last modified date

Pernah ngerasa beli saham kayak main judi? Beli karena rame, eh malah nyangkut. Nah, biar nggak salah langkah, kamu wajib paham dulu bisnis si emiten. Karena beli saham itu sama aja kayak jadi “pemilik usaha”, jadi ya logikanya kamu harus ngerti bisnis yang kamu danai.

Yuk, ini dia cara gampangnya!


1. Pahami Emiten Itu Jualan Apa

Pertanyaan pertama: “Perusahaan ini sebenarnya jualan apa sih?”

Cek sektor bisnisnya. Apakah dia bergerak di:

  • Barang konsumsi (makanan, minuman, obat, dll)
  • Keuangan (bank, asuransi, multifinance)
  • Energi (batubara, migas, listrik)
  • Teknologi
  • Infrastruktur
  • Properti

Kalau kamu aja bingung mereka jualan apa, stop dulu. Jangan beli saham yang kamu sendiri nggak ngerti bisnisnya.


2. Lihat Sumber Pendapatan & Keuntungan

Cek laporan keuangan (bisa dari RTI Business, Stockbit, atau website IDX). Fokus ke bagian Revenue Segmen atau Pendapatan Usaha.

Tanya ke diri sendiri:

  • Apa sih produk/jasa yang paling menghasilkan cuan?
  • Apakah pendapatannya konsisten naik?
  • Apakah perusahaan bergantung hanya pada satu sumber pendapatan?

Semakin diversifikasi dan stabil, makin aman.


3. Cek Model Bisnisnya: Berkelanjutan atau Musiman?

  • Apakah bisnisnya long-term dan dibutuhkan terus? (misal: listrik, bank, makanan)
  • Atau cuma booming pas musim tertentu? (misal: batu bara saat harga tinggi)

Kalau bisnisnya musiman, bisa aja sekarang untung, tapi ke depannya goyang. Jadi kamu perlu hati-hati.


4. Kenali Target Pasarnya

Tanya: “Siapa konsumennya?”

  • Kalau targetnya B2B (antar bisnis), maka kamu harus lihat siapa kliennya.
  • Kalau B2C (langsung ke konsumen), kamu bisa lihat seberapa populer produk/jasanya di masyarakat.

Contoh:

  • GOTO → targetnya milenial, pengguna Gojek, Tokopedia.
  • ICBP → masyarakat umum, terutama kelas menengah bawah.

Semakin besar dan loyal pasarnya, semakin menarik bisnisnya.


5. Cek Kompetitor & Posisi di Industri

Lihat pesaing di sektor yang sama. Cek:

  • Apakah perusahaan ini pemimpin pasar?
  • Apakah punya keunggulan dibanding kompetitor?
  • Apakah market share-nya naik atau turun?

Kalau banyak saingan dan dia cuma pemain kecil, potensi tumbuhnya lebih berat.


6. Lihat Strategi & Visi Perusahaan

Buka laporan tahunan bagian “Visi & Misi” dan “Rencana Bisnis”. Di situ kamu bisa lihat:

  • Apakah perusahaan punya rencana ekspansi?
  • Apakah mereka inovatif atau cuma jalan di tempat?
  • Apakah mereka adaptif sama tren baru?

Misalnya, perusahaan manufaktur yang udah mulai digitalisasi → ini sinyal bagus.


7. Ikutin Berita Terbaru Soal Emiten Tersebut

Jangan cuma lihat angka. Kadang berita juga ngasih insight penting, seperti:

  • Perubahan manajemen
  • Akuisisi/pencaplokan bisnis baru
  • Masalah hukum
  • Konflik dengan pemerintah atau regulator

Kamu bisa pantau di media keuangan, atau fitur news di aplikasi saham.


Kesimpulan: Jangan Beli Saham yang Kamu Gak Ngerti

Pahami bisnis emiten itu wajib hukumnya, bukan sekadar opsional. Kalau kamu nggak ngerti, itu tandanya belum waktunya beli. Investor keren itu bukan yang bisa nebak harga, tapi yang ngerti apa yang dia beli dan kenapa.

Jadi, sebelum beli saham, tanya dulu ke diri sendiri:

“Kalau ini adalah bisnis gue sendiri, gue yakin gak buat investasiin duit di sini?”

Kalau jawabanmu iya, baru lanjut beli. Kalau enggak, berarti waktunya belajar lebih dalam dulu.

Afditya Imam