Apa Itu Profit Taking Saham? Cuan Duluan Biar Aman

Last modified date

Di dunia saham, nggak cuma istilah “cut loss” aja yang populer. Ada juga istilah yang lebih manis bunyinya: profit taking.
Kalau “cut loss” itu jual saham saat rugi, maka profit taking kebalikannya: jual saham saat lagi untung.

Tapi, profit taking itu bukan sekadar cuan terus cabut. Ada strateginya. Yuk, kita bahas dari awal!


Apa Itu Profit Taking Saham?

Secara simpel, profit taking adalah aksi menjual saham yang udah naik (alias cuan), dengan tujuan:

  • Mengamankan keuntungan yang udah didapat
  • Menghindari risiko harga saham turun lagi

Contohnya:
Kamu beli saham ABC di harga Rp1.000, sekarang harganya udah naik ke Rp1.300.
Kamu merasa udah cukup puas sama keuntungan 30%, dan akhirnya memutuskan buat jual.
Nah, itu yang disebut profit taking.


Kenapa Investor Melakukan Profit Taking?

  1. Cuan Udah Sesuai Target
    Investor biasanya punya target untung sendiri (misal 10%, 20%, atau lebih). Kalau target udah tercapai, ya tinggal amankan!
  2. Ngelindungin Aset dari Koreksi
    Harga saham nggak selamanya naik. Kadang setelah naik tinggi, harga bisa koreksi (turun sementara). Profit taking bisa jadi cara buat ngelindungin keuntungan sebelum harga turun lagi.
  3. Balik Modal atau Muter Dana
    Kadang investor profit taking sebagian aja, biar bisa balik modal dulu dan sisa sahamnya “gratisan”. Atau bisa juga buat muter dana ke saham lain yang lebih potensial.
  4. Sentimen Pasar Lagi Goyang
    Kalau ada kabar negatif atau gejolak ekonomi, sebagian investor bakal buru-buru ambil untung sebelum market jatuh. Inilah kenapa kadang pasar bisa turun tajam — karena banyak yang profit taking barengan.

Tanda-Tanda Market Lagi Diambil Profitnya

  • Harga saham naik drastis dalam waktu singkat, lalu tiba-tiba koreksi
  • Volume transaksi tinggi, tapi arah harga malah mulai melemah
  • Ada berita bagus, tapi harganya justru nggak naik lagi — ini tanda orang-orang justru jualan

Kapan Waktu Terbaik Buat Profit Taking?

Nggak ada rumus saklek, tapi beberapa indikator ini bisa bantu kamu:

  • Target keuntungan udah tercapai
  • Valuasi saham udah terlalu mahal
  • Tekanan jual mulai tinggi (lihat dari grafik/chart)
  • Sentimen pasar berubah negatif

Kalau kamu tipe investor jangka menengah-panjang, kamu bisa profit taking sebagian aja, sisanya tetap disimpan. Tapi kalau kamu trader harian, profit taking cepat adalah bagian dari strategi.


Kesimpulan: Profit Taking Itu Bukan Serakah, Tapi Cerdas

Profit taking adalah bagian penting dari strategi investasi.
Ingat, cuan itu baru nyata kalau sudah dijual.
Jadi jangan takut ambil untung, apalagi kalau itu bagian dari rencana kamu dari awal.

Investasi yang sehat bukan soal nunggu cuan terus-terusan, tapi tahu kapan harus puas dan ambil langkah.

Afditya Imam