Apa Itu Debt to Equity Ratio (DER) dalam Saham?
Kalau lo lagi belajar analisis fundamental saham, pasti sering ketemu istilah DER alias Debt to Equity Ratio. Nah, rasio ini sebenernya simpel banget, tapi punya peran penting buat ngecek kesehatan finansial suatu perusahaan. Yuk kita bedah pelan-pelan!
1. Definisi DER
DER = Rasio antara total utang perusahaan dibandingkan dengan modal sendiri (ekuitas).
Formula sederhananya:
👉 DER = Total Utang / Ekuitas
Contoh:
Kalau perusahaan punya utang Rp500 miliar dan ekuitas Rp1 triliun → DER = 0,5.
Artinya: setiap Rp1 modal yang dimiliki pemegang saham, ada Rp0,5 utang yang ditanggung.
2. Maksudnya Apa Buat Investor?
- DER Rendah → perusahaan relatif aman karena utang terkendali.
- DER Tinggi → perusahaan lebih “ngutang” buat jalanin bisnisnya, risikonya juga lebih tinggi.
Ibarat lo punya warung, kalau modalnya lebih banyak dari pinjaman, usaha lo lebih stabil. Tapi kalau modal lo tipis dan lebih banyak ngutang, tiap bulan harus mikirin cicilan.
3. Berapa DER yang Ideal?
Nggak ada angka saklek, tapi umumnya:
- DER < 1 → sehat, utang masih wajar.
- DER > 2 → hati-hati, bisa jadi perusahaan terlalu ngandelin utang.
Tapi inget, tiap sektor beda-beda. Misalnya:
- Sektor perbankan atau konstruksi wajar punya DER lebih tinggi.
- Sektor consumer goods biasanya DER lebih rendah.
4. Kenapa DER Penting?
Buat investor, DER penting karena:
- Nunjukin seberapa besar risiko perusahaan.
- Kasih gambaran apakah perusahaan bisa bayar utang lancar.
- Jadi bahan pertimbangan apakah perusahaan bisa tetep bagi dividen atau enggak.
5. DER Bukan Segalanya
Walau penting, jangan cuma liat DER doang. Perlu juga dikombinasi sama rasio lain, kayak ROE, PER, PBV, dan cash flow. Soalnya ada perusahaan dengan DER tinggi tapi tetep sehat karena mampu menghasilkan laba besar buat bayar utangnya.
✨ Kesimpulannya:
Debt to Equity Ratio (DER) itu indikator simpel buat ngukur seberapa besar perusahaan bergantung sama utang dibanding modal sendiri. Buat investor, makin kecil DER biasanya makin aman, tapi tetep harus disesuaikan sama karakter industrinya.
