ALASAN HARGA EMAS MELESAT DI TENGAH PERANG

Last modified date

Harga emas cenderung naik di tengah perang global karena emas sering dianggap sebagai aset safe haven atau tempat perlindungan nilai saat terjadi ketidakpastian geopolitik atau kekhawatiran akan ketidakstabilan ekonomi. Beberapa alasan mengapa harga emas naik selama periode perang global termasuk:

  1. Perlindungan Nilai: Emas telah lama dianggap sebagai perlindungan terhadap inflasi dan devaluasi mata uang. Saat terjadi perang global, kekhawatiran tentang inflasi yang meningkat atau penurunan nilai mata uang dapat mendorong investor untuk mencari aset yang nilainya cenderung stabil atau meningkat, seperti emas.
  2. Ketidakpastian: Perang global meningkatkan ketidakpastian dan risiko geopolitik, yang dapat menyebabkan investor mencari perlindungan dalam aset yang dianggap aman. Emas sering kali dianggap sebagai salah satu aset aman terbaik dalam situasi seperti ini karena tidak terpengaruh oleh peristiwa politik atau keuangan secara langsung.
  3. Permintaan Safe Haven: Selama periode perang global, permintaan terhadap aset safe haven seperti emas cenderung meningkat. Investor mencari aset yang likuid dan dapat dipercaya untuk menyimpan kekayaan mereka dalam situasi ketidakpastian, dan emas adalah salah satu pilihan utama.
  4. Penurunan Risiko Investasi Lainnya: Ketika pasar saham atau obligasi mengalami volatilitas atau penurunan nilai selama perang global, investor mungkin beralih ke emas sebagai alternatif yang lebih stabil atau yang dapat memberikan keuntungan potensial di tengah ketidakpastian tersebut.
  5. Permintaan Industri: Selain sebagai aset safe haven, emas juga memiliki permintaan dari sektor industri tertentu, seperti elektronik dan perhiasan. Permintaan ini bisa tetap stabil atau bahkan meningkat selama periode perang global, yang juga dapat berkontribusi pada kenaikan harga emas.

Kombinasi dari faktor-faktor di atas sering kali menyebabkan harga emas naik selama perang global. Namun, perlu diingat bahwa harga emas juga dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti penawaran dan permintaan aktual, kebijakan moneter, dan sentimen pasar secara umum.

Afditya Imam