Perbedaan Gaya Investasi Saham antara Investor Kawakan dan Milenial

Last modified date

Di dunia saham, gaya setiap investor beda-beda. Investor kawakan yang udah kenyang pengalaman biasanya punya gaya yang lebih “matang”, sementara generasi milenial cenderung lebih fresh, agresif, dan suka coba hal baru. Yuk kita bedah perbedaan gaya investasi mereka!


🔹 1. Cara Melihat Saham

  • Investor Kawakan: Lihat saham kayak “usaha beneran”. Mereka riset laporan keuangan, analisis industri, sampai ngecek manajemen perusahaan. Semua dihitung detail, nggak ada yang instan.
  • Investor Milenial: Lebih suka lihat saham kayak “tren” atau “kesempatan cepat”. Banyak yang ngikutin info dari media sosial, influencer, atau komunitas online.

🔹 2. Horizon Waktu Investasi

  • Investor Kawakan: Mainnya jangka panjang. Mereka rela simpan saham bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun, karena percaya sama compounding.
  • Investor Milenial: Lebih sering mikir jangka pendek atau menengah. Banyak yang suka swing trade atau ambil momentum cepat buat cuan.

🔹 3. Sumber Informasi

  • Investor Kawakan: Mengandalkan laporan tahunan, riset analis, berita ekonomi global, dan pengalaman.
  • Investor Milenial: Update dari Twitter, TikTok, YouTube, atau grup Telegram saham. Informasi cepat = keputusan juga cepat.

🔹 4. Gaya Mengelola Risiko

  • Investor Kawakan: Hati-hati banget. Mereka lebih pilih saham fundamental kuat, sektor stabil, dan nggak gampang panik kalau harga turun.
  • Investor Milenial: Lebih berani ambil risiko. Saham gorengan? Crypto? IPO baru? Mereka justru tertarik coba.

🔹 5. Mindset Investasi

  • Investor Kawakan: Mindsetnya wealth building jangka panjang. Mereka lihat saham sebagai cara membangun aset buat pensiun atau warisan.
  • Investor Milenial: Lebih ke financial freedom dan gaya hidup. Tujuannya bisa lebih cepat merdeka finansial, biar nggak harus kerja kantoran seumur hidup.

💡 Kesimpulan:
Investor kawakan lebih konservatif, sabar, dan disiplin. Investor milenial lebih dinamis, adaptif, dan suka coba hal baru. Dua-duanya nggak ada yang salah—asal paham risiko dan konsisten dengan strategi. Idealnya? Gabungin keduanya: belajar ketenangan dari investor kawakan, tapi tetap fleksibel dan melek tren kayak milenial.

Afditya Imam