Saham Lagi Nyungsep? Gini Cara Hadapinnya Biar Gak Ikut Mental Breakdown

Last modified date

Lo buka aplikasi sekuritas, terus…
💥 “What?! Portofolio merah semua?!”
Nilai investasi lo anjlok, minus belasan persen, bahkan puluhan. Rasanya kayak putus cinta pas lagi sayang-sayangnya. Tapi tenang, bro-sis, lo gak sendirian. Semua investor pasti pernah ngerasain masa-masa saham lagi jeblok.

Yang penting sekarang: Gimana cara lo nyikapin kondisi ini?
Yuk, simak cara waras hadapi nilai saham yang lagi turun drastis. Santuy tapi tetap logis.


1. Jangan Panik Dulu, Tarik Napas Dalam-Dalam 😮‍💨

Panik itu musuh utama investor.
Kalau lo jual saham saat panik, itu sama aja kayak jual rumah pas kebakaran… jelas rugi, bro!

📌 Reminder: Harga turun belum tentu emiten bangkrut. Bisa jadi cuma karena sentimen pasar, bukan fundamental perusahaan lo yang jelek.


2. Balik ke Riset Awal: Masih Layak Gak Emitennya?

Cek ulang alasan lo beli saham itu:

  • Bisnisnya masih jalan?
  • Laporan keuangannya masih sehat?
  • Prospeknya masih cerah?

Kalau jawabannya “iya”, berarti ini cuma momen diskon. Justru jadi peluang buat nambah posisi dengan harga lebih murah (tapi inget, tetap sesuai porsi ya!)


3. Jangan Liat Chart Terus, Bikin Emosi Makin Ga Stabil

Serius.
Makin sering buka chart, makin pengen pencet tombol jual.
Coba detox dulu beberapa hari. Fokus ke hal lain: kerja, nongkrong, healing. Kadang, cara terbaik menghadapi market merah adalah… gak liat market dulu.


4. Pakai Strategi DCA: Beli Bertahap Waktu Turun

Kalau lo yakin sama sahamnya, jangan langsung all-in.
Pakai strategi Dollar Cost Averaging (DCA): beli secara bertahap waktu harga turun. Ini bisa nurunin harga rata-rata pembelian dan naikin potensi cuan saat rebound nanti.


5. Evaluasi & Diversifikasi: Jangan Taruh Semua di Satu Keranjang

Kalau lo sadar terlalu all-in di satu saham dan ternyata jeblok, saatnya belajar diversifikasi.
Portofolio ideal tuh kayak nasi padang: ada nasinya, ayamnya, sayurnya, sambelnya. Gak cuma rendang doang.


6. Ingat: Market Turun Itu Siklus, Bukan Akhir Dunia

Sejarah IHSG nunjukin, setiap market crash, pasti ada masa bangkit.

  • 1998: krisis, market hancur → bangkit.
  • 2008: global crash → rebound.
  • 2020: pandemi → IHSG terbang 1 tahun kemudian.

Lo cuma perlu satu hal: sabar + strategi.


7. Belajar dari Kesalahan, Bukan Malah Stop Investasi

Kalau ini pertama kali lo liat portofolio berdarah-darah, selamat datang di dunia nyata investasi. Gak selalu cuan, tapi selalu ada pelajaran.

  • Mungkin lo kurang riset.
  • Mungkin lo terlalu FOMO.
  • Mungkin lo belum siap mental.

Semua itu proses belajar. Jangan kabur. Upgrade ilmu lo, evaluasi strategi lo. Karena justru dari minus ini, lo bisa naik level jadi investor yang lebih tahan banting.


Penutup:

Nilai saham yang turun drastis emang bikin deg-degan. Tapi justru di saat seperti ini, karakter lo sebagai investor diuji.
Yang panik bakal out.
Yang kuat & sabar bakal panen nanti.

So, jangan baper liat warna merah.
Fokus ke strategi, bukan drama. 🚀

Afditya Imam