Apa Itu Saham Overvalued? Jangan Sampai Lu Beli Mahal, Ruginya Pedih!

Last modified date

Lo pernah gak sih beli barang yang ternyata harganya kemahalan banget padahal kualitasnya biasa aja? Nah, di dunia saham juga ada yang kayak gitu, namanya saham overvalued.

Yuk, kita bedah bareng-bareng!


📌 Pengertian Singkat

Saham overvalued adalah saham yang harga pasarnya lebih tinggi dibanding nilai wajarnya (intrinsic value).
Ibaratnya, lo beli gorengan seharga Rp15.000, padahal gorengannya cuma tahu isi doang — bukan tahu keju mozarella. 😩

Jadi, secara logika dan data, harga saham itu gak masuk akal alias terlalu mahal dibanding performa sebenarnya.


📊 Kenapa Saham Bisa Jadi Overvalued?

Ada beberapa alasan nih:

  1. Euforia pasar: Banyak orang beli cuma karena FOMO.
  2. Hype berlebihan: Contoh, saham teknologi pas lagi tren AI.
  3. Manipulasi atau spekulasi: Bisa juga karena sentimen media atau influencer pasar yang lebay.
  4. Fundamental gak mendukung: Pendapatan stagnan, tapi harga saham terbang.

🔎 Gimana Cara Ngecek Saham Itu Overvalued?

Gunakan indikator berikut:

1. PER (Price to Earnings Ratio)

  • Rumusnya: Harga Saham / Laba per Saham
  • Kalau PER-nya jauh lebih tinggi dari perusahaan sejenis, bisa jadi overvalued.

2. PBV (Price to Book Value)

  • Rumusnya: Harga Saham / Nilai Buku (ekuitas per lembar saham)
  • PBV > 3 atau bahkan >10, harus hati-hati. Tapi tetep harus lihat sektornya juga ya!

3. Bandingin Sama Kinerja Keuangan

  • Harga naik tinggi, tapi laba, omzet, dan arus kas stagnan? Waspada bro, itu sinyal overvalued.

⚠️ Bahaya Beli Saham Overvalued

  • Potensi nyangkut tinggi: Begitu market sadar harganya gak masuk akal, harga bisa longsor.
  • Valuasi koreksi: Harga bisa turun ke level wajar — dan lo jadi rugi besar.
  • Emosional terganggu: Lo jadi panik, overthinking, dan ujung-ujungnya cut loss.

💡 Tips Biar Gak Ketipu Saham Overvalued

  • Jangan FOMO liat saham yang naik terus.
  • Selalu analisa fundamental sebelum beli.
  • Gunakan tools seperti Stockbit, RTI, atau IDX Mobile buat liat rasio PER & PBV.
  • Bandingkan dengan saham sejenis di sektor yang sama.

Saham overvalued itu kayak beli kopi hitam harga Rp100 ribu — mungkin keren, tapi gak worth it. Jadi, sebelum beli saham, pastiin dulu harganya masuk akal dan sebanding sama kualitasnya. Inget, beli saham itu kayak investasi masa depan, bukan ikut-ikutan tren doang.


Afditya Imam