Perang Israel-Iran: Gimana Dampaknya ke Pasar Modal Indonesia?

Last modified date

Ketegangan geopolitik antara Israel dan Iran kembali memanas. Serangan udara, balas-membalas rudal, hingga manuver militer di kawasan Timur Tengah bikin dunia waspada.

Tapi buat kita yang pegang saham atau tertarik investasi, pertanyaannya sederhana: perang ini berpengaruh gak sih ke pasar modal Indonesia?

Jawabannya: iya, bisa banget. Tapi efeknya tergantung banyak faktor. Yuk kita kupas satu-satu!


💣 1. Harga Minyak Naik, Sektor Energi Bisa Cuan

Timur Tengah adalah jantungnya produksi minyak dunia. Kalau perang bikin pasokan terganggu, harga minyak mentah bisa melonjak. Ini biasanya bikin saham-saham sektor energi seperti ELSA, MEDC, atau PGAS jadi incaran investor karena prospek profitnya naik.

➡️ Positif buat sektor energi, negatif buat perusahaan padat energi (industri, transportasi).


💸 2. Investor Asing Bisa Kabur ke Safe Haven

Kalau tensi global makin panas, investor global cenderung main aman. Mereka pindah dana ke instrumen “safe haven” seperti emas, dolar AS, atau obligasi pemerintah AS. Akibatnya, dana asing bisa keluar dari negara berkembang termasuk Indonesia.

➡️ IHSG bisa terkoreksi, terutama saham-saham blue chip yang banyak dipegang asing.


📉 3. Volatilitas Meningkat, Pasar Jadi Gampang Panik

Pasar benci ketidakpastian. Perang yang gak jelas ujungnya bisa bikin pasar fluktuatif alias naik-turun gak jelas. Investor jangka pendek bisa panik jualan, dan itu bisa menciptakan koreksi sementara.

➡️ Tapi ini juga bisa jadi momen beli buat investor jangka panjang saat harga diskon.


🏦 4. Dampak ke Rupiah dan Suku Bunga

Kalau ketegangan makin parah, nilai tukar rupiah bisa melemah karena tekanan dari dolar AS. Bank Indonesia mungkin akan intervensi atau bahkan mempertimbangkan kebijakan moneter tertentu untuk stabilkan ekonomi.

➡️ Perusahaan yang punya utang dolar besar bisa terpukul. Tapi eksportir bisa diuntungkan.


📊 5. Sektor yang Perlu Diwaspadai dan Diantisipasi

  • Sektor sensitif energi (transportasi, manufaktur, semen)
  • Sektor ekspor-impor yang tergantung logistik global
  • Sektor keuangan (tergantung arah dana asing)

💡 Kesimpulan: Harus Panik?

Nggak harus. Tapi harus waspada dan rasional. Gejolak global kayak perang Israel-Iran bisa bikin sentimen jangka pendek terganggu, tapi fundamental jangka panjang Indonesia masih oke. Diversifikasi portofolio, fokus ke sektor tahan banting, dan jangan lupa: jangan FOMO, jangan panik sell.


Kalau kamu investor jangka panjang, perang bisa jadi badai sesaat. Tapi kalau kamu trader harian, siap-siap dengan strategi yang adaptif ya!

Afditya Imam