Potensi Risiko Investasi Reksa Dana
Potensi Risiko Investasi Reksa Dana
1. Risiko Pasar (Market Risk) ๐
Nilai reksa dana bisa turun karena harga saham atau obligasi yang jadi isinya juga turun. Misalnya reksa dana saham โ kalau IHSG anjlok, NAB (Nilai Aktiva Bersih) reksa dana juga bakal ikut goyah.
โก๏ธ Cocok buat yang siap โnaik-turunโ demi cuan jangka panjang.
2. Risiko Likuiditas ๐ง
Kalau lo mau jual (cairin) unit reksa dana tapi ternyata manajer investasi kesulitan nyari pembeli aset (misalnya obligasi atau saham yang nggak likuid), pencairan bisa agak tersendat.
โก๏ธ Biasanya kecil kalau lo pakai reksa dana pasar uang.
3. Risiko Gagal Bayar (Credit Risk) ๐ฆ
Terutama di reksa dana pendapatan tetap yang isinya obligasi. Kalau penerbit obligasi gagal bayar bunga atau pokok utang, nilai reksa dana lo bisa terdampak.
4. Risiko Manajer Investasi ๐
Walau dikelola profesional, tetap ada kemungkinan manajer investasi salah ambil keputusan strategi. Itu bisa bikin kinerja reksa dana jeblok dibanding kompetitor.
โก๏ธ Karena itu penting pilih MI yang track record-nya bagus.
5. Risiko Inflasi ๐
Kalau return reksa dana lo lebih kecil dibanding inflasi tahunan, daya beli duit lo justru berkurang. Misalnya inflasi 5% tapi reksa dana pasar uang cuma kasih 3% โ rugi secara โnilai riilโ.
6. Risiko Regulasi & Ekonomi โ๏ธ๐
Perubahan aturan pemerintah, kondisi politik, atau krisis ekonomi global bisa bikin harga aset turun โ efeknya ke NAB reksa dana juga.
Gimana Cara โNguranginโ Risiko Ini? ๐
- Pilih reksa dana sesuai tujuan & jangka waktu investasi (jangan taruh dana darurat di reksa dana saham).
- Diversifikasi: sebar dana ke beberapa jenis reksa dana.
- Cek track record manajer investasi.
- Sabar & konsisten โ jangan panik tiap kali nilai turun.
Risiko reksa dana itu ada, tapi lebih terukur dibanding lo main saham langsung. Makanya reksa dana pas buat pemula atau investor yang nggak mau ribet, asal tahu mainnya di level risiko yang sesuai.