Pinjaman dari Bank Dunia senilai Rp 5.6 Triliun Segera Cair
Dewan Direktur Eksekutif Bank Dunia hari ini menyetujui pinjaman sebesar US$400 juta atau setara Rp 5.6 Triliun untuk mendukung reformasi yang akan membantu Pemerintah Indonesia meningkatkan fondasi, meningkatkan efisiensi, dan memperkuat ketahanan sektor keuangan, seperti yang dilansir dari laman website resmi Bank Dunia.
Pembiayaan baru ini dirancang untuk membantu negara mengatasi kerentanan sektor keuangan yang meningkat akibat pandemic COVID-19 di Indonesia.
“Wabah COVID-19 telah membuat reformasi struktural untuk mengatasi kerentanan sektor keuangan menjadi mendesak. Pemerintah Indonesia berkomitmen untuk memperkuat sektor keuangan mengingat perannya yang sangat penting dalam menopang pertumbuhan Indonesia dan mengurangi kemiskinan, terutama selama fase pemulihan COVID-19. ” kata Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati.
Pinjaman kebijakan pembangunan baru akan mendukung reformasi sektor keuangan Indonesia melalui tiga pendekatan utama. Pendekatan yang pertama yaitu memperluas akses layanan keuangan yang menjangkau kaum muda dan perempuan. Upaya ini akan mengurangi kerentanan Indonesia terhadap arus keluar portofolio asing.
Kedua, bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan menurunkan biaya sektor keuangan dengan memperkuat kerangka insolvensi dan hak kreditur, melindungi konsumen dan data pribadi, serta membuat sistem pembayaran lebih efisien dan lebih cepat dengan memanfaatkan teknologi digital.
Ketiga, memperkuat sektor keuangan agar stabilitas ekonomi dapat terjaga selama masa pandemic COVID-19. Sehingga gangguan aktivitas keuangan dapat dihindari seperti kegagalan bank, meningkatkan efektivitas pengawasan sektor keuangan, dan menerapkan praktik keuangan berkelanjutan.
“Pembiayaan ini melengkapi upaya pemerintah untuk melindungi sektor keuangan dan perekonomian secara keseluruhan dari dampak krisis COVID-19. Dengan menjadikan layanan keuangan lebih transparan, andal, dan berorientasi teknologi, tabungan dapat disalurkan ke investasi yang paling produktif di suatu negara. cara yang lebih murah, lebih cepat dan lebih aman, sehingga membuka peluang bagi masyarakat untuk berinvestasi di masa depan mereka dan melindungi diri mereka dari guncangan yang tidak terduga,” kata Satu Kahkonen, Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste.
Dengan demikian, pendanaan untuk memperkuat sektor keuangan dapat membuka peluang bagi masyarakat untuk berinvestasi di masa depan dan melindungi diri dari berbagai gejolak yang tidak terduga. Pandemi COVID-19 telah menyebabkan resesi di Indonesia dan berpotensi berdampak berlarut-larut pada rendahnya kinerja sektor keuangan, fiskal, dan social.