Peter Lynch dan Warren Buffett, Jangan Potong Bunga dan Siram Rumput Liar

Sebuah kisah klasik dari dunia investasi kembali ramai dibicarakan, diambil dari wawancara Forbes India tahun 2017. Cerita ini bermula pada tahun 1989, ketika investor legendaris Warren Buffett menelepon Peter Lynch, manajer dana investasi ternama dari Fidelity Magellan Fund. Buffett saat itu meminta izin untuk mengutip kalimat terkenal dari buku Lynch: “Menjual saham yang untung dan tetap memegang saham yang rugi itu seperti memotong bunga dan menyiram rumput liar.”

Buffett kemudian menggunakan kalimat ini dalam laporan tahunan Berkshire Hathaway dan sejak itu, ungkapan tersebut menjadi salah satu pepatah paling terkenal di dunia investasi. Namun yang menarik, Lynch kemudian mengaku bahwa kalimat itu justru menjadi salah satu “kesalahan terbesarnya”.

Dari $18 Juta ke $14 Miliar

Peter Lynch bukanlah sosok biasa. Saat memimpin Fidelity Magellan Fund dari 1977 hingga 1990, ia berhasil meningkatkan nilai dana kelolaan dari hanya $18 juta menjadi $14 miliar, dengan rata-rata imbal hasil mencapai 29% per tahun, salah satu rekor terbaik dalam sejarah pasar saham.

Namun di balik kesuksesannya, Lynch mengakui bahwa nasihat tersebut terkadang membuatnya terlalu cepat menjual saham yang sedang naik. Ia belajar bahwa saham berkualitas sering kali masih punya ruang besar untuk terus tumbuh, dan kesabaran adalah kunci dari keuntungan jangka panjang.

Makna di Balik “Bunga dan Rumput Liar”

Ungkapan Lynch menggambarkan kesalahan umum investor, terlalu cepat mengambil untung dari saham yang naik, namun enggan menjual saham yang merugi. Secara psikologis, manusia cenderung ingin “mengamankan kemenangan” dan “menunggu keajaiban” untuk yang rugi. Padahal, strategi ini sering berakhir dengan portofolio yang berat di saham-saham buruk.

Warren Buffett memperkuat makna itu dengan pendekatannya sendiri: “Waktu terbaik untuk menjual saham hebat adalah tidak pernah.” Prinsip ini menekankan pentingnya mengenali kualitas bisnis, bukan hanya pergerakan harga.

Dalam era pasar modern yang dipenuhi volatilitas dan informasi cepat, kisah Lynch dan Buffett menjadi pengingat abadi. Investor sukses bukan yang paling cepat mengambil keuntungan, melainkan yang paling sabar membiarkan “bunganya tumbuh”.

Dengan kata lain, fokuslah pada perusahaan yang kuat secara fundamental, biarkan waktu bekerja untuk Anda, dan jangan biarkan emosi mengendalikan strategi. Karena seperti yang diajarkan dua legenda Wall Street ini kekayaan sejati datang bukan dari sering menjual, tapi dari berani menahan yang terbaik.

Afditya Imam