Ngomongin Utang? Tenang, Gak Semua Utang Itu Toxic!

Last modified date

Kata siapa utang itu selalu buruk? Dalam dunia bisnis, utang bisa jadi alat percepatan buat perusahaan tumbuh. Tapiii… bukan berarti semua utang itu bikin nyaman. Ada yang sehat, ada yang nyeret ke jurang.

Kalau kamu seorang investor saham, wajib banget ngerti: apa sih utang yang masih bisa dibilang sehat bagi emiten? Yuk, kita kupas satu-satu, biar gak asal judge perusahaan yang utangnya gede.


πŸ” 1. Debt-to-Equity Ratio (DER) Masih Aman

DER = Total Utang / Ekuitas

Ini rasio yang paling sering dicek. Gampangnya, kalau DER-nya masih di bawah 1 atau maksimal 2 (tergantung sektor), berarti utangnya masih aman dikontrol sama modal sendiri.
Kalau DER udah tembus langit? Hati-hati bro, bisa-bisa perusahaan cuma numpang hidup dari utang.

β€œUtang gede gak masalah, asal modalnya juga gede. Jangan utang numpang gaya.”


πŸ” 2. Utangnya Dipakai untuk Hal Produktif

Utang sehat itu yang bikin perusahaan makin cuan. Misalnya:

  • Buat beli mesin baru β†’ kapasitas produksi naik
  • Buat buka cabang baru β†’ pasar makin luas
  • Buat akuisisi perusahaan lain β†’ revenue makin gede

Pokoknya, utang produktif = hasilnya lebih gede dari bunganya. Kalau utang cuma buat nutup rugi operasional? Wah, itu udah red flag 🚩


⏳ 3. Jatuh Tempo Terukur dan Bisa Dibayar

Perhatikan komposisi utangnya:

  • Utang jangka pendek β†’ harus punya kas atau piutang buat bayar
  • Utang jangka panjang β†’ bisa dicicil dengan cashflow usaha

Utang sehat itu yang bisa dilunasi tepat waktu tanpa harus jungkir balik jual aset atau nyari utang baru.

β€œPunya utang itu boleh, asal tahu cara dan kapan harus bayar.”


πŸ’Έ 4. Beban Bunga Gak Mencekik

Lihat juga interest coverage ratio alias kemampuan perusahaan bayar bunga dari laba operasional. Makin tinggi rasionya, makin sehat.

Kalau perusahaan udah ngos-ngosan cuma buat bayar bunga? Itu namanya kerja rodi buat bank, bukan buat pemegang saham πŸ˜…


πŸ’Ό 5. Utangnya Datang dari Sumber yang Kredibel

Utang ke bank besar atau penerbitan obligasi itu lebih oke daripada pinjaman abal-abal atau utang ke pihak ketiga yang gak transparan.

Sumber utang juga nunjukkin seberapa kredibel si perusahaan. Kalau bank berani kasih pinjaman besar, artinya mereka udah percaya sama cashflow dan manajemen si emiten.


βš–οΈ 6. Seimbang dengan Cashflow Operasi

Utang sehat itu yang bisa dilunasi pakai hasil usaha sehari-hari. Kalau revenue dan laba naik, baru pantas nambah utang. Jangan malah utang numpuk pas bisnisnya lagi lesu.

β€œGaji pas-pasan tapi nyicil mobil mewah? Di perusahaan juga bisa kejadian begitu. Gak sehat, bro!”


🎯 Kesimpulan: Utang Itu Boleh, Tapi Harus Cerdas

Investor yang bijak gak anti sama utang. Tapi kamu harus bisa bedain mana utang yang bikin bisnis melesat, dan mana yang bikin nyungsep. Lihat rasio keuangan, tujuan utangnya, dan seberapa realistis perusahaan bisa bayar.

Ingat, utang itu seperti pisauβ€”kalau dipakai benar, bisa potong daging; kalau salah pakai, bisa potong jari sendiri. 😁

Afditya Imam