DCA: Cara Cuan Investasi Saham yang Nggak Bikin Pusing, Tapi Gak Selalu Manis Juga!

Last modified date

Kalau kamu baru nyemplung ke dunia saham, pasti sering dengar istilah DCA alias Dollar Cost Averaging. Teknik ini cocok banget buat kamu yang gak mau ribet mikirin naik-turunnya harga saham tiap hari.

Tapi tunggu dulu, DCA juga punya sisi gelapnya, lho! Yuk, kita kulik bareng kelebihan dan kekurangannya, biar kamu bisa ambil keputusan investasi dengan kepala dingin.


🔍 Apa itu DCA?

DCA atau Dollar Cost Averaging adalah metode investasi di mana kamu beli saham secara rutin dengan jumlah uang yang sama, tanpa peduli harga sahamnya lagi naik atau turun. Misalnya, kamu komit investasi Rp1 juta setiap tanggal 10 ke saham A, ya udah terus jalanin aja tiap bulan.


Kelebihan DCA: Cocok Buat Kamu yang Sibuk Tapi Mau Cuan

1. Gak Perlu Jadi Cenayang

Kamu gak perlu pusing mikirin “kapan harga saham paling murah?” karena DCA tetap jalan terus, entah market lagi merah atau hijau. Buat pemula? Ini surga.

2. Emosi Tetap Stabil

Market lagi anjlok? Kamu tetap beli. Market lagi rally? Kamu juga beli. Ini bantu kamu gak panik pas market berdarah-darah. Mental tetap waras, cuan tetap jalan.

3. Auto Nabung Saham

Karena udah terjadwal, kamu jadi disiplin nabung saham tiap bulan. Lama-lama, portofolio kamu bisa tumbuh tanpa terasa. Cocok buat yang gaji bulanan dan pengen punya aset buat jangka panjang.

4. Minim Risiko Salah Timing

Daripada kamu borong saham pas euforia (harga tinggi), DCA bikin harga beli kamu rata-ratanya lebih terkontrol. Kalau harga turun, kamu justru dapet lebih banyak lot.


Kekurangan DCA: Gak Selalu Jadi Jurus Sakti

1. Bisa Kena Saham “Salah Pilih”

Kalau kamu DCA di saham yang ternyata fundamentalnya jelek atau kena masalah, ya kamu tetap rugi. DCA bukan berarti kamu bebas asal pilih saham.

2. Kurang Optimal di Bull Market

Kalau market lagi naik terus, DCA malah bisa bikin kamu beli di harga yang makin mahal tiap bulan. Hasil akhirnya bisa kalah dibanding kamu beli besar-besaran di awal (lumpsum).

3. Bisa Ngebosenin

Karena sifatnya rutin dan gak dramatis, DCA kadang bikin investor jadi terlalu santai. Bisa aja kamu jadi males upgrade pengetahuan tentang saham karena “udah jalan sendiri”.

4. Biaya Transaksi Bisa Numpuk

Kalau tiap bulan kamu beli saham kecil-kecil, biaya broker dan fee beli-jual bisa lumayan nguras. Pastikan kamu hitung biayanya juga ya, jangan sampai cuan jadi kecil karena fee.


💡 Jadi, DCA Cocok Buat Siapa?

  • Investor pemula yang masih belajar dan pengen jalan aman
  • Kamu yang punya penghasilan rutin (kayak gaji bulanan)
  • Tipe orang yang gampang panik kalau market turun
  • Investor jangka panjang yang gak suka mantengin chart tiap hari

✍️ Penutup

DCA itu ibarat kamu naik kendaraan umum yang pasti nyampe walaupun pelan. Bukan cara tercepat, tapi aman dan nyaman buat sampai tujuan. Tapi, tetap inget: pilih kendaraan (baca: saham) yang bener ya. Jangan sampe kamu rajin DCA tapi salah pilih tujuan.

Investasi itu soal strategi dan konsistensi. DCA bisa jadi salah satu senjata kamu buat bangun masa depan finansial. Tapi kayak semua strategi, gak ada yang 100% aman. Tetap upgrade ilmu dan kenali risikonya ya!

Afditya Imam