CIRI-CIRI SAHAM SYARIAH
Saham syariah adalah saham dari perusahaan yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam.
Beberapa ciri saham syariah yang umumnya dihindari oleh investor yang mengikuti prinsip-prinsip syariah Islam meliputi:
- Larangan atas Bisnis yang Haram: Saham syariah tidak boleh berasal dari perusahaan yang terlibat dalam bisnis yang dianggap haram menurut prinsip syariah Islam. Ini termasuk bisnis seperti alkohol, perjudian, industri tembakau, riba (bunga), atau perusahaan yang beroperasi dalam industri pornografi.
- Leverage dan Utang yang Tinggi: Saham syariah umumnya menghindari perusahaan dengan struktur keuangan yang terlalu berutang atau menggunakan leverage (hutang) secara berlebihan. Prinsip syariah melarang riba, sehingga perusahaan yang terlalu bergantung pada utang mungkin dihindari.
- Transparansi dan Etika Bisnis: Perusahaan yang sahamnya memenuhi kriteria syariah juga diharapkan mematuhi standar transparansi yang tinggi dan beroperasi dengan etika bisnis yang baik. Ini termasuk pengungkapan yang jelas tentang praktik bisnis, kebijakan yang adil terhadap karyawan, dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
- Bisnis yang Melanggar Prinsip Syariah: Saham syariah juga menghindari perusahaan yang terlibat dalam praktik bisnis yang kontroversial atau melanggar prinsip-prinsip syariah, seperti praktik korupsi, pengabaian lingkungan, atau eksploitasi pekerja.
- Pendapatan dari Sumber yang Dilarang: Pendapatan perusahaan harus berasal dari sumber-sumber yang halal menurut syariah. Misalnya, pendapatan dari bunga bank atau pendapatan dari industri yang dianggap haram akan membuat saham tersebut tidak memenuhi kriteria saham syariah.
- Sesuai dengan Prinsip Syariah: Saham syariah harus memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh badan otoritas syariah atau lembaga pengawas syariah, seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Indonesia atau lembaga serupa di negara-negara lain.
- Pemrosesan Produk: Produk perusahaan tidak boleh melibatkan proses atau bahan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. Misalnya, perusahaan yang memproduksi alkohol atau babi akan dihindari.
- Kehalalan Penggunaan Dana: Selain perusahaan itu sendiri, saham syariah juga harus menjaga kehalalan penggunaan dana yang diperoleh dari aktivitas investasi. Ini berarti tidak menggunakan dana yang diperoleh dari riba atau aktivitas haram lainnya dalam investasi atau operasi bisnis.
Ciri-ciri di atas mencerminkan komitmen perusahaan untuk beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam dan menjaga kehalalan bagi para investor yang mengikuti prinsip-prinsip tersebut.