Bundamedik (BMHS) Terus Dongkrak Pertumbuhan Bisnis Selama 2022
PT Bundamedik Tbk (BMHS) sebagai bisnis ekosistem kesehatan layanan terintegrasi dan terdepan di Indonesia, tetap fokus pada tiga pilar strategi prioritas untuk terus mendorong pertumbuhan bisnis berkelanjutan selama 2022, yaitu perluasan ekosistem, penguatan bisnis inti perusahaan, dan pendalaman kemitraan strategis.
Komisaris Utama BMHS, Dr. Ivan Sini, SpOG mengatakan, terlepas dari perubahan situasi pandemi, BMHS selalu siap dengan fundamental yang kuat dan persiapan matang.
“Perusahaan tetap fokus pada tiga pilar strategi prioritas untuk terus mendorong pertumbuhan bisnis berkelanjutan selama 2022, yaitu perluasan ekosistem, penguatan bisnis inti perusahaan, dan pendalaman kemitraan strategis. Dengan ketiga strategi tersebut, kami menargetkan pertumbuhan pendapatan non-Covid sebesar 20% – 30% dengan pertumbuhan EBITDA 1% setiap tahunnya,” beber Dr. Ivan, seperti dilansir dari siaran pers, Senin (12/9/2022).
Dari sisi penguatan bisnis inti, perusahaan akan fokus pada transformasi customer journey (pengalaman pasien) dalam mendapatkan pelayanan kesehatan di ekosistem BMHS.
Adapun selama 2022, integrasi layanan digital sudah berjalan dengan baik, dengan penggunaan aplikasi ehealth.bunda.co.id naik lebih dari 100% (QoQ).
Berdasarkan survei terakhir, angka kepuasan pasien saat pemesanan layanan, buat janji temu dan konsultasi dokter sudah di atas angka 4 (dari skala 1-5), dengan waktu tunggu mulai dari registrasi hingga selesai turun hingga 50%.
Pendekatan omnichannel (menyatukan layanan offline dan online) yang efisien, seamless dan paperless menjadi prioritas transformasi layanan di fase selanjutnya.
Menambahkan kerja sama dengan Fakultas Kedokteran UNAIR dan UI, BMHS juga mendapatkan akreditasi internasional ACHS (hanya ada 3 rumah sakit di Indonesia yang mendapatkan akreditasi ACHS dan 2 di antaranya ada di jaringan rumah sakit Bunda).
BMHS memaparkan, capaian memuaskan selama tahun 2022 untuk pertumbuhan jumlah rumah sakit seiring dengan pertumbuhan jumlah pasien.
BMHS senantiasa menegaskan kesiapannya dalam mengakselerasi momentum pertumbuhan bisnis seiring kondisi yang sudah berjalan menuju situasi normal.
Sepanjang semester 1 2022, jumlah rumah sakit dalam ekosistem BMHS tumbuh hampir 2 kali lipat (YoY).
Hingga kini, BMHS sukses menambah 4 rumah sakit baru yaitu RSIA Azzahra Palembang, RSU Citra Harapan Bekasi, RSIA Pusura Tegalsari Surabaya, dan RSJP Paramarta Bandung.
Pertumbuhan tempat tidur pun naik 54% dari 414 tempat tidur di 1H2021 menjadi 639 di 1H2022.
Peningkatan jumlah rumah sakit yang signifikan tersebut juga seiring dengan peningkatan pasien non-COVID yang sudah mulai kembali berobat ke rumah sakit, khususnya untuk bedah elektif.
Jumlah pasien rawat inap dan pasien rawat jalan tercatat masing-masing naik 42% dan 12% (YoY). Untuk bedah elektif, pertumbuhannya tercatat naik hingga 41%.
Kini, BMHS sudah menjadi ekosistem terintegrasi yang melingkupi 9 RS Bunda Group, 10 klinik bayi tabung Morula, 126 klinik satelit fertilitas Klinik Fertilitas Indonesia, 40 Laboratorium Patologi dan Genomik Diagnos, lebih dari 150 jejaring klinik layanan primer Klinik Pintar, tim Evakuasi Medik ER, dan layanan wisata medis IMTB.
Target ekspansi RS sudah terpenuhi di 1H2022, Morula IVF dan Diagnos akan melanjutkan rencana ekspansinya untuk tahun 2022.
Morula IVF dan Diagnos Makin Perkuat Ekosistem Layanan Kesehatan di BMHS sebagai layanan penyedia bayi tabung terdepan lewat Morula IVF, jumlah cycle mencapai 2.855 di 1H22.
Jika dibandingkan periode sebelum pandemi (2019), peningkatan cycle Morula pun tercatat di angka 28% (1H2019: 2.228 cycle).
Adapun jumlah cycle di wilayah luar Jakarta yang terus mengalami peningkatan, yaitu sebesar 22% (YoY), merefleksikan potensi menjanjikan bagi BMHS untuk menjawab peningkatan kebutuhan layanan bayi tabung di kota-kota metropolitan di luar pulau Jawa.
Keberadaan laboratorium Diagnos turut tumbuh hampir 2 kali lipat, yakni mencapai 40 outlet di seluruh Indonesia, dengan peningkatan tes di luar COVID-19 yang naik signifikan.
Per 1H2022, angka tes lab non-COVID di Diagnos meningkat 19% secara YoY.
Lebih jauh, Capaian Kinerja Keuangan 1H22 Memasuki masa transisi ke endemi yang diiringi pendapatan dari COVID-19 yang sudah ternormalisasi, performa lini-lini bisnis utama BMHS terus menguat.
Secara umum, selama periode semester 1 2022, BMHS mampu mempertahankan peningkatan pendapatan non-COVID dengan pertumbuhan sebesar 9% (YoY).
Jika dibandingkan dengan periode sebelum pandemi, tepatnya semester 1 2019, pendapatan terkonsolidasi BMHS selama semester 1 2022 tercatat naik sebesar 55%.
Margin EBITDA selama semester 1 2022 (di luar Diagnos dan layanan terkait COVID-19) naik 1 poin menjadi 18% (YoY). Jika membandingkan dengan Pendapatan Net (dikurangi jasa medis dokter), maka EBITDA Margin berada di nilai 23% selama periode semester 1 2022.
Dengan capaian tersebut, perusahaan akan fokus merealisasikan pengembangan bisnis inti yang berkelanjutan.
Dari sisi pendalaman kemitraan strategis, BMHS juga terus meningkatkan cakupan kerja sama dengan sejumlah mitra terdepan di sektor layanan kesehatan termasuk dengan jaringan klinik berbasis digital.
Lewat Bunda Pintar (hasil kolaborasi dengan Bunda Pintar) BMHS kini sudah memiliki lebih dari 150 klinik yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
Ekspansi melalui 126 Klinik Fertilitas Indonesia di berbagai wilayah Pulau Jawa maupun di luar Pulau Jawa juga berhasil menghasilkan total 6.300 layanan konsultasi fertilitas.
Dalam hal perluasan ekosistem, Perusahaan juga tengah fokus meningkatkan standarisasi rumah sakit-rumah sakit yang telah diakuisisi agar sesuai dengan standarisasi ekosistem BMHS, baik dari aspek SDM, operasional medis, dan operasional keuangan.
Direktur Utama BMHS, Mesha Rizal Sini menambahkan, sebagai perusahaan yang berkecimpung selama 49 tahun di sektor layanan kesehatan, BMHS selalu mengedepankan strategi pertumbuhan bisnis berkelangsungan yang didorong layanan kesehatan terintegrasi dan berstandarisasi tinggi bagi pasien.
“Kami berharap, perluasan ekosistem BMHS yang terus berjalan cepat dapat turut membawa dampak bola salju dalam menghadirkan standarisasi layanan kesehatan berkualitas yang terdepan dan terpercaya bagi masyarakat yang lebih luas,” ungkap Mesha.