Targetkan Jual Alat Berat 5.500 Unit, Ini Harapan UNTR

Last modified date

PT United Tractors Tbk (UNTR) menambah target penjualan alat berat dengan merek dagang Komatsu dari 4.800 unit menjadi 5.500 unit pada tahun 2022.

Hal itu ditopang hasil penjualan alat berat selama tujuh bulan pertama tahun 2022 yang telah mencapai 3399 unit atau naik 117 persen dibanding periode sama tahun 2021 yang tercatat sebanyak 1.564 unit.

Menurut Direktur UNTR, Iwan Hadiantoro, bahwa peningkatan target penjualan itu didukung oleh sisi permintaan alat berat disektor pertambangan dan sisi ketersediaan alat berat Komatsu.

“Jadi, tahun ini akan meningkat 2 kali lipat menjadi 5500 unit,” kata dia dalam paparan publik secara daring, Senin (12/9/2022).

Dalam kesempatan itu, Iwan juga menyampaikan target operasioanal perseroan sepanjang tahun 2022.

“Untuk jasa kontraktor tambang dengan terget produksi 114 juta ton batu bara, lalu target pengupasan tanah 957 juta bcm. jualan batu bara dari tambang yang kami miliki yakni Tuah Turangga Agung sebesar 9,2 juta ton. Lalu penjualan emas dari anak usaha PT Agincout Resources 286 ribu ons emas ,” papar dia.

Untuk menopang rencana itu, jelas dia, perseroan menyiapkan belanja modal sebesar Rp11 – 11,5 triliun. Dana tersebut akan dialokasikan untuk mendukung operasional perseroan dan anak – anak usaha. Rinciannya, skeitar Rp 9 triliun akan dipergunakan untuk mining contractor di PAMA, sekitar Rp1,5 triliun untuk menunjang bisnis tambang emas, dan disanya untuk bisnis lain – lain di Perseroan.

Rencananya, lini usaha jasa kontraktor tambang akan menghabiskan belanja modal sebesar Rp9 triliun. “Sampai dengan semester I 2022, baru menghabiskan belanja modal Rp3,9 triliun. Tapi biasanya kuartal IV kedepan akan menyerap belanja modal cukup besar,” pungkas dia.

Sebelumnya, United Tractors (UNTR) menyatakan permintaan alat berat saat ini meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan tahun lalu. UNTR optimistis permintaan alat berat masih akan ramai hingga 2023. Hal itu sejalan dengan meningkatnya target produksi batu bara oleh sejumlah perusahaan. 

Dari awal tahun atau akhir tahun lalu kita sudah berdiskusi dengan prinsipal untuk menambah alokasi. Memang diakui ada keterbatasan, namun juga dilakukan upaya dari pihak principal untuk mengalokasikan di indonesia bukan hanya dari Jepang saja  tapi juga dari beberapa negara lain,” kata Presiden Direktur United Tractors Frans Kesuma belum lama ini.

Selain itu, termasuk meningkatkan kapasitas produksi dalam negeri, peningkatan dari eksisting plant, serta alokasi dari negara lain seperti India. “Itu bisa meningkatkan kemampuan supply untuk customer,” imbuh Frans.

Ia menegaskan, permintaan tahun depan akan semakin meningkat terutama untuk sektor pertambangan baik untuk batu bara maupun nikel. Di sisi lain dari sisi kendaraannya, Frans mengatakan tahun depan bertepatan dengan periode pergantian atau peremajaan alat beberapa perusahaan yang umumnya dilakukan per lima tahun.

“Jadi ada akumulasi karena 2016-2017 itu terakhir batu bara meningkat pesat. Sehingga sekarang akumulasi dari replacement alat 5 tahun periode, di tambah peningkatan kapasitas produksi, itu yang menambah luar biasanya demand di tahun ini,” ujar dia.

Afditya Imam