Bagaimana Peluang Investasi Reksa Dana di 2023? Begini Kata Analis
Memasuki 2023, terdapat sejumlah instrumen investasi yang dinilai menarik bagi investor, salah satunya reksa dana. Sejumlah manajer investasi pun memberikan pandangan terkait reksa dana yang prospektif pada tahun depan.
Head of Research STAR Asset Management, David Arie Hartono menuturkan, berdasarkan konsensus pasar di mana suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) masih akan mengalami kenaikan hingga semester I 2023 dari level saat ini di 3,75 persen – 4 persen di mana konsensus pasar mengestimasi kenaikan akan sampai di level 5 persen – 5,25 persen.
“Pada kuartal III bisa melihat inflasi yang lebih rendah dan stabil, sehingga ada harapan untuk the Fed untuk menghentikan kenaikan suku bunga, dan lebih baik lagi adanya potensi penurunan suku bunga,” kata David dilansir Liputan6.com, ditulis Kamis (29/12/2022).
David menyebutkan, terdapat sejumlah reksa dana yang masih menarik dicermati pada 2023, yakni reksadana saham, reksa dana pasar uang, dan reksa dana campuran.
Tak hanya itu, ia juga menilai prospek investasi reksa dana masih baik pada tahun depan dan investor disarankan untuk melihat kondisi global untuk menerapkannya di dalam investasi reksa dana.
Pada kuartal I dan II 2023, David melihat reksa dana pasar saham, reksa dana pasar uang, dan reksa dana campuran cukup menarik.
“Pada kuartal III 2023, di mana konsensus berekspekatasi ada nya penurunan suku bunga, kita bisa melihat ada nya investasi yang menarik di reksadana fixed income dan juga reksa dana saham,” ujarnya.
Ia mengatakan, terdapat beberapa sentimen yang pengaruhi investasi reksa dana pada 2023, salah satunya potensi perlambatan ekonomi global.
“Pada 2023 investor perlu memperhatikan dua hal, yakni potensi perlambatan ekonomi global dan potensi berakhirnya pengetatan kebijakan moneter. Kenaikan tingkat suku di negara maju seperti AS dan Eropa diproyeksikan mendorong perlambatan ekonomi,” kata dia.
Di sisi lain, jika inflasi melandai dan kebijakan suku bunga mulai melonggar akan jadi sentimen positif untuk aset yang lebih berisiko.
“Indonesia yang masih banyak mengandalkan konsumsi domestik dan juga komoditas menjadi salah satu pembeda dengan negara yang berada di AS maupun Eropa di mana mereka mengalami inflasi yang sangat tinggi, dan kenaikan suku bunga,” jelasnya.
Dia menambahkan, Indonesia diproyeksi lebih aman dari ancaman resesi, di mana saat ini Indonesia masih diuntungkan dengan tingginya harga komoditas.
Sementara itu, Direktur PT Panin Asset Manajemen, Rudiyanto mengatakan, prospek reksa dana pada tahun depan masih baik.
Untuk strateginya, Rudiyanto menyarankan investor untuk melakukan investasi secara berkala dan diversifikasi.
“Beli saham yang fundamental bagus, valuasi murah, dan atau diuntungkan di tengah situasi penurunan bunga yang mungkin terjadi tahun depan,” kata Rudiyanto.