ARTI WINDOW DRESSING

Last modified date

“Window dressing” adalah istilah yang digunakan dalam dunia keuangan dan investasi untuk menggambarkan praktik yang dilakukan oleh manajer dana investasi atau manajer portofolio untuk meningkatkan tampilan kinerja portofolio mereka pada akhir periode pelaporan, seperti akhir kuartal atau tahun keuangan, dengan cara yang tidak selalu mencerminkan keadaan sebenarnya dari investasi mereka. Tujuan utama window dressing adalah membuat portofolio mereka terlihat lebih baik daripada yang sebenarnya untuk menarik investor baru atau mempertahankan investor yang ada.

Berikut adalah beberapa contoh praktik window dressing yang sering dilakukan:

  1. Mengubah Komposisi Portofolio: Manajer dana dapat membeli atau menjual sekuritas dalam portofolio mereka pada akhir periode pelaporan untuk meningkatkan kinerja. Misalnya, mereka dapat menjual sekuritas yang telah mengalami kerugian besar atau membeli sekuritas yang telah melakukan dengan baik pada saat terakhir.
  2. Menyembunyikan Investasi Risiko Tinggi: Manajer dana dapat mengurangi eksposur mereka terhadap investasi berisiko tinggi yang dapat mengakibatkan kerugian besar jika nilai turun. Ini dapat mencakup menjual saham yang paling berisiko atau mengurangi eksposur mereka pada sektor-sektor yang berisiko tinggi.
  3. Menghindari Saham “Terlarang”: Beberapa manajer dana memiliki daftar saham yang tidak diizinkan dalam portofolio mereka. Pada akhir periode pelaporan, mereka mungkin sengaja memastikan bahwa saham-saham ini tidak ada dalam portofolio mereka, meskipun mungkin sebelumnya mereka telah memegang saham-saham tersebut.
  4. Mengalokasikan Dana pada Saham Blue-Chip: Manajer dana dapat memilih untuk mengalokasikan sejumlah dana mereka pada saham-saham “blue-chip” yang telah dikenal luas dan memiliki reputasi baik untuk meningkatkan kesan kinerja yang stabil.

Praktik window dressing tidak selalu ilegal, tetapi dapat dianggap tidak etis karena dapat menyesatkan investor tentang kinerja sebenarnya dari dana investasi atau portofolio. Regulator pasar modal biasanya mengawasi praktik seperti ini, dan peraturan dapat membatasi atau melarang praktik yang mencolok dan merugikan investor.

Investor yang ingin menghindari jebakan window dressing harus melakukan penelitian menyeluruh terhadap dana investasi atau portofolio yang mereka pertimbangkan, memeriksa riwayat kinerja jangka panjang, dan memahami strategi investasi yang digunakan oleh manajer dana.

Afditya Imam