Ragam Hal yang Mempengaruhi Window Dressing

Last modified date

Pengamat pasar modal, Oktavianus Audi, mengatakan terdapat tiga hal yang akan mempengaruhi window dressing di akhir tahun ini.

Adapun window dressing dilakukan oleh manajer investasi dan perusahaan terbuka (emiten) untuk mempercantik tampilan portofolio atau performa laporan keuangannya.

Melansir MNC Sekuritas, fenomena window dressing biasanya terjadi pada akhir kuartal saat perusahaan-perusahaan merilis laporan keuangan kuartalan, tepatnya pada bulan Maret, Juni, September dan Desember.

Namun, dampak window dressing justru akan terasa pada bulan-bulan setelahnya, yaitu April, Juli, Oktober dan Januari.

Audi mengatakan laporan keuangan kuartal ke IV atau full year menjadi salah satu hal yang memengaruhi window dressing.

Audi membuktikan hal tersebut melalui sisi perbankan yang terus mencetak rekor positif.

“Kita lihat dari sisi perbankan, perbankan kredit semua bagus, Mandiri cetak rekor, BRI juga cetak rekor, artinya kredit juga masih cukup bagus, motor ekonomi juga masih berjalan dengan baik, lalu yang bisa kita liat lagi adalah (ini dari sisi laporan keuangan),” jelasnya dalam IG Live IDXChannel bertajuk ‘Jelang Window Dressing, Saham Sektor Apa yang Cuan?’, Kamis (1/12/2022).

Lalu, sentimen yang kedua adalah dari sisi makro ekonomi Indonesia. Audi menjelaskan kondisi perekonomian makro Indonesia menjadi sentimen yang dapat mempengaruhi window dressing dengan pertumbuhan PDB di atas 5%.

Hal ini menjadi keunggulan bagi Indonesia jika dibandingkan Amerika Serikat (AS) yang mengalami resesi selama 2-3 kuartal.

Sentimen makro lainnya adalah tingginya indeks keyakinan konsumsi masyarakat Indonesia yang masih tinggi dibandingkan dengan Jepang yang sangat rendah.

Sentimen yang terakhir adalah pengumuman The Fed mengenai suku bunga di pertengahan Desember.

“Jika kebijakan The Fed mengenai suku bunga tidak agresif maka hal tersebut akan memberikan angin segar kepada pasar,” pungkasnya.

Afditya Imam