KENAPA SAHAM BISA OVERVALUED?
Saham bisa menjadi overvalued karena sejumlah faktor yang mempengaruhi persepsi pasar terhadap nilai suatu perusahaan. Berikut adalah beberapa faktor yang dapat menyebabkan saham menjadi overvalued:
- Ekspektasi Pertumbuhan yang Terlalu Tinggi: Jika investor memiliki ekspektasi yang terlalu tinggi terhadap pertumbuhan perusahaan di masa depan, mereka mungkin bersedia membayar harga yang lebih tinggi untuk saham tersebut. Namun, jika pertumbuhan sebenarnya tidak sesuai dengan ekspektasi, harga saham bisa menjadi overvalued.
- Reaksi Berlebihan terhadap Berita Positif: Berita positif atau kinerja kuarter yang baik dapat memicu kenaikan harga saham secara berlebihan. Investor dapat terlalu antusias dan membayar harga yang lebih tinggi daripada nilai sebenarnya berdasarkan reaksi berlebihan terhadap berita tersebut.
- Rekomendasi Analis yang Terlalu Optimis: Rekomendasi dari analis keuangan atau lembaga investasi dapat memengaruhi persepsi investor. Jika analis memberikan rekomendasi beli dengan perkiraan pertumbuhan yang tidak realistis, ini bisa mendorong harga saham ke tingkat yang tidak seimbang dengan fundamental perusahaan.
- Sentimen Pasar yang Positif: Saat pasar sedang dalam tren naik dan banyak investor percaya bahwa harga saham akan terus meningkat, ada kemungkinan harga saham akan menjadi overvalued karena permintaan yang tinggi dan terlalu banyak pembeli dibandingkan penjual.
- Spekulasi dan “FOMO” (Fear of Missing Out): Investor sering kali takut ketinggalan peluang, terutama jika ada saham yang terus naik. Spekulasi dan dorongan untuk ikut serta dalam lonjakan harga bisa mendorong harga saham jauh melebihi nilai yang sebenarnya.
- Kurangnya Informasi: Jika investor tidak memiliki akses atau tidak mempertimbangkan informasi yang cukup untuk mengukur nilai sebenarnya suatu perusahaan, mereka mungkin membayar harga yang lebih tinggi tanpa memahami fundamental perusahaan dengan baik.
- Efek Psikologis: Kekuatan psikologis, seperti dorongan untuk mengikuti arus dan ketakutan akan ketinggalan, dapat mendorong investor untuk membayar harga yang lebih tinggi daripada nilai intrinsik saham.
- Lingkungan Rendah Suku Bunga: Saat suku bunga rendah, investasi lain seperti obligasi mungkin memberikan imbal hasil yang lebih rendah. Hal ini bisa mendorong investor untuk beralih ke saham, yang pada gilirannya dapat mendorong harga saham menjadi overvalued.
- Pasar yang Terlalu Liquidity: Pasar yang sangat likuid dapat menyebabkan saham menjadi overvalued karena mudahnya bertransaksi dan banyaknya pembeli yang bersedia membayar harga yang lebih tinggi.
Saham yang overvalued dapat membawa risiko karena harga saham tersebut mungkin tidak akan sejalan dengan fundamental perusahaan. Oleh karena itu, sebagai investor, penting untuk melakukan analisis yang cermat, tidak terlalu mengandalkan sentimen pasar atau rekomendasi analis, dan memahami dengan baik nilai intrinsik dan prospek jangka panjang suatu perusahaan sebelum membuat keputusan investasi.